Hallo guys, terimakasih ya udah mampir ke blog aku ^_^

Rabu, 18 November 2015

Outfit by salestockindonesia

Hay girls, aku abis belanja baju-baju yang lagi ngehits nih di salestock. Aku suka banget deh sama barang-barang disana. Keren abis pokoknya. Stylenya update banget, udah gitu bahan bajunya juga recomended banget. Gak nyesel udah belanja online di olshop ini. 




👗 Outfit yang aku pake ini aku dapet dari salestockindonesia, barang-barangnya oke deh, kwalitasnya juga super top. Ga usah ditanya lagi harganya, harganya pas banget sama kantong kita-kita. Nah yg bikin heboh lagi adalah free ongkir lho... Yuk cus beli ke salestock, atau kalo kalian ingin order dengan potongan harga 20K, kamu bisa daftar websitenya lewat link ku ini http://bit.ly/1ZEvuuv . Nanti kamu daftar aja pake link itu, kamu nanti bakal dapat 20 poin yang artinya potongan 20.000 dan aku dapat poin 20 juga jika kamu daftar lewat link aku, so kita sama-sama untung... Jadi hemat 20K setiap member baru yang daftar lewat link itu. Lumayan bangetkan.... Kalo daftar dari link biasa/link di websitenya langsung nggak akan ada potongan. Cussss girl liat-liat dulu aja kesana. ☺😊😀
Foto yang paling atas itu bajunya yang dari salestock, bahannya oke, tebel gak tipis, modelnya keren dan hits banget style baju kayak itu. Ga nyesel udah order itu baju.
Foto kedua itu aku pake celananya, celana ala jogger gitu. Keren banget modelnya, aku suka. Bahannya juga adem dipake.
Foto kedua aku pake joggernya yang unyu banget deh, bisa dipake buat bersantai. Udah gitu bahannya ga tipis, free ongkir loh. Pokoknya gak nyesel udah belanja di Salestockindonesia.com.

Jangan lupa yaaa, kalo kamu mau belanja dapat potongan 20K, bisa lwt link ku ini http://bit.ly/1ZEvuuv . Kamu untung, aku juga untung nanti. 😊

Aku Menyerah

Look at Me

Heii Pria yang disana,, Semoga baik-baik saja yaa. Aamiin

Mungkin ini saatnya aku harus terpaksa mundur dan menyerah dari kisah ini. Kisah yang coba aku pertahankan ternyata percuma.

Setelah aku berkutat dalam sedih karna mencoba menjauh dan mengubur rasa, tetap saja tak bisa sampai akhirnya aku kembali ingin menjalin rasa sayang seperti dulu dan seperti biasanya tapi setelah aku mencoba memulai kembali, tetap saja semua tak seperti dulu tak seindah dulu. Mungkin karna memang rasa sayangmu tak seperti dulu.

Masih ingatkah?? Katamu inilah wanita yang kamu mau dan kamu tunggu untuk dekat padamu, untuk menjadi pendamping hidupmu.

Tapi setelah dekat, nyatanya kau tinggalkan dengan berbagai kenangan indah yang sempat aku rasakan dengan berbagai kenyamanan dan kasih sayang yang sempat aku rasakan.

Terimakasih karnamu untuk kedua kalinya aku merasakan sesakit ini menjalin rasa sayang.

Kau yang sempat kupercayakan untuk tempat ku menaruh hati setelah hati ini sempat tertutup lama, dengan harapan kau yang mengisi dengan kebahagiaan yang lama tak kudapatkan.

Tapi nyatanya tak seperti yang kuharapkan.

Maafkan aku yang harus menjauh, bukan karna aku membencimu tapi supaya aku dapat menghilangkan rasa sayang ini dan demi dirimu juga. Supaya kau fokus pada mimpimu tanpa diganggu oleh wanita yang terus mengganggu waktumu dan membuat bingung hatimu.

Kau ingin fokus kan ??? Baiklah, aku coba mengerti dengan sikap yang harus aku jaga untuk tak begitu mengganggu fokus masa depanmu. Aku harus paham dan aku harus sadar bahwa kau masih muda, perjalananmu masih panjang dan kau masih bebas untuk memilih siapa yang lebih pantas menemani harimu.

Aku ini apa ??? tak ada yang perlu dibanggakan dan tak ada alasan untuk mempertahankanku. Aku hanya wanita yang harus mengintrospeksi diri supaya tak lagi mengganggu hati seorang lelaki.

Maaf karna ku, fikiran dan fokusmu menjadi kacau…

Forgive Me, Please…

Bukan kamu yang salah, tapi aku yang terlalu berharap.

Salam rinduku untukmu,,

Miss You… I really Miss You...

Rabu, 11 November 2015

Teman, Pacar, atau Apakah ini???

Kala kita bersama, rasanya bahagia.

Dan lagi, ternyata tak bisa dipungkiri bahwa aku tak bisa jauh darinya, belum berhasil move on dan akhirnya kami saling berhubungan kembali.
Beberapa hari yang lalu aku dan dia bertemu setelah sekian lama kami berpisah. Rasanya senang juga akhirnya dapat menatap dan memegang tangannya secara langsung. Hari itu aku dan dia bersama hampir seharian dari pagi hingga hampir maghrib, tidak hanya berdua namun bersama keluarganya juga. Aku diajak berziarah ke makam papanya bersama mamanya juga. Setelah itu kami ke rumah neneknya di Bago, sampai siang dan akhirnya ke rumah istri kakaknya dia yang baru lahiran. Setelah itu kami balik lagi ke Bago hingga sore dan akhirnya balik ke Tunggulsari. Sebenarnya mau pulang sih aku, tapi ga dibolehin sehingga aku mandi dan sholat disana juga. Mamanya begitu baik sama aku. Hingga akhirnya aku pulang dan berpamitan sama dia. Yaaaa cuma sehari itu doang aku bisa ketemu dia. Sebenarnya pas malam 100 hari kirim doa papanya aku ditelpon disuruh ke rumahnya, namun karena aku lagi ada kepentingan makeup dan pemotretan jadinya ga bisa datang. Selain itu juga karena kata mamanya ga perlu ke rumah, jadi aku ga kesana pada waktu itu. Namun aku merasa bersalah juga, sampai ditelpon dia sedangkan aku ga bisa datang. Sedih dan ga enak waktu itu, tapi apa boleh buat.
Sejujurnya aku sendiri bingung dengan keadaan ini, entah teman atau pacar aku tak tahu. Yang aku rasa kami hanyalah teman tapi teman kok gini, kayak masih pacaran seperti dulu. Namun ga ada kata balikan atau kata sayang-sayangan.hahaha. lucu sekali...
Atau mungkin hanya aku saja yang merasa kepedean karena dia sudah baik sama aku, aku tak tahu.
Yang jelas menurut aku, aku jalani saja sekarang apa yang ada. Ya walaupun aku tahu dibelakang sana ada yang merasa sakit saat aku berada di dekat dia lagi. Maaf boy, aku tak bermaksud ngePHP, tapi jujur saja lelaki inilah bahagiaku bukan kamu. Mungkin saat kamu melihat foto kami berdua, kamu merasa sakit. Tapi dari awal sudah aku bilang jangan terlalu berharap padaku, karena aku masih menyimpan rasa untuk yang lain.

Mungkin sekarang ini kita hanya teman, teman tapi mesra boleh kali yaa. Hahaha. Teman yang suka bikin baper, teman yang selalu ada di hati dan doaku. Teman yang dulunya sangat istimewa, namun sekarang jadi teman biasa yang mungkin sudah tak bisa seperti dulu kala. Jika kita ditakdirkan berjodoh, pasti nanti kita akan menikah dan hidup bahagia bersama. Namun jika tak berjodoh, ya mungkin itulah yang terbaik, kita bisa jadi teman baik, teman yang pernah memimpikan satu atap bersama. Hahaha.

Entah nanti berakhir tetap
bersamaku atau tidak, aku selalu senang menikmati prosesnya denganmu. Entah ini serius ataupun bercanda, yang penting setiap detiknya aku merasa bahagia bersamamu. Entah bagaimana masa lalumu, tapi berusahalah kedepannya jadi lebih baik bersamaku.
Mari, berjuang dari bawah bersamaku.

Selasa, 20 Oktober 2015

Selamat Tinggal Kamu

Selasa, 20 Oktober 2015.
Ku tulis ini untukmu, sebagai ungkapan perasaanku.

Aku sudah tak punya alasan kenapa aku harus bertahan. Mungkin ini jawaban terbaik atas semua yang sudah aku lakukan. Aku ingin mundur saja, bukannya aku sudah menyerah atau mau menjauh. Tapi, ini agar kamu tahu dan mengerti semua yang aku lakukan tak semudah yang kamu kira. Aku harus memendam rasa yang bahkan kamu sendiri tak sadar akan hal itu. Aku mencoba bertahan sekuat hati untuk terus mendapatkan dan memperjuangkanmu. Tapi aku sendiri bingung, aku harus gimana. Saat aku merasa sendiri, aku merasa sangat sedih. Aku sudah mencoba menjadi wanita baik untukmu, berusaha untuk selalu ada untukmu, selalu membantumu disaat kamu butuhkan. Tapi aku sendiri sadar, bahwa aku bukanlah yang kamu inginkan. Kamu hanya datang padaku saat kamu membutuhkanku saja, setelah itu kamu pergi lagi. Sekali lagi aku merasa tak dihargai dan hanya seperti perempuan bodoh yang mengejar lelaki untuk mendapatkan cintanya, yang padahal dia tahu tak mungkin bisa memilikinya. Jujur saja, ada banyak lelaki disampingku yang ingin mendekat denganku dan ingin berhubungan serius denganku. Yang aku rasa mereka lebih baik darimu, tapi mengapa mata dan hatiku hanya ingin tertuju padamu. Apakah yang membuat dirimu begitu spesial di mataku. Aku bingung dengan keadaan ini. Yang seharusnya aku sudah lepas darimu, namun mengapa sampai sekarang bayangan wajahmu masih saja menyelimuti hari-hariku. Aku ingin bebas dari perasaan ini dan kembali menikmati hidupku sebahagia dulu sebelum kita berpisah.

Sebenarnya kamu sudah mulai hilang dari benak dan pikiranku. Namun nggak tahu kenapa belakangan ini aku merasa galau dan risau mengingatmu, aku teringat lagi akan dirimu. Berhari-hari, aku berusaha mengisi waktu luangku, dengan apapun yang bisa aku kerjakan agar aku tidak punya waktu bahkan sedetik saja untuk mengingatmu.
Tolong buat aku lupa. Karna aku tak lagi temukan cara terbaik untuk menghilangkan kamu dari pikiranku.
Aku pun ingin berpikir logis, aku pun ingin menggunakan logikaku dan membuka mataku lebar-lebar bahwa kita tak mungkin bersatu dan bersama. Aku pun ingin tak berharap lebih, tapi aku sudah terlanjur mencintaimu, dan aku tak tahu bagaimana caranya mengantisipasi semua luka jika kamu tidak akan pernah kembali lagi padaku? Aku pun ingin melupakanmu, tapi saat tahu bahwa bersamamu adalah harapanku, rasanya sangat sulit untuk melupakanmu hanya dalam waktu singkat saja. Aku pun ingin menjauh dari semua bayangmu, tapi diriku selalu menginginkanmu, mataku hanya mau membaca semua chat darimu, dan hatiku hanya menuju padamu. Aku sungguh jatuh cinta padamu dan rasanya sangat sulit menerima kenyataan bahwa kita tidak lagi bercakap-cakap sesering dulu lagi. Dalam kesibukanku, aku selalu menatap ponselku. Setiap ada pemberitahuan masuk, aku berharap itu kamu. Setiap ponselku berdering, aku berharap itu kamu. Setiap sebuah chat masuk, aku berharap itu kamu. Namun semua hanyalah semu dan membuatku semakin galau.
Mungkin mulai sekarang aku harus benar-benar mengikhlaskanmu dan tak berharap untuk bisa memilikimu lagi. Mungkin dengan keputusan ini aku akan bisa melupakanmu. Aku akan menjauh darimu, menghilangkan semua hal tentangmu. Aku tak akan berusaha menghubungimu lagi dan memutuskan untuk melepasmu dari untaian doa-doa panjangku. Aku sadar diri kok, aku bukanlah wanita baik pilihanmu. Aku juga tak pintar dan tak kaya. Aku hanya wanita biasa saja yang berusaha melakukan hal terbaik untuk lelaki yang dicintainya. Mungkin aku terlalu bodoh... Selamat tinggal, semoga kamu bahagia dengan kehidupan dan pilihanmu. Terimakasih pernah membuatku bahagia dan menaruh harapan besar padamu. 

Minggu, 18 Oktober 2015

Mengais Masa Lalu

Mengais Masa Lalu - Dwitasari
Kamu selalu mengajari ku mengais-ngais masa lalu
Memaksa ku untuk kembali menyentuh kenangan

Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan sosok mu nyata

Menjelma menjadi pahlawan kesiangan
Yang merusak kebahagiaan

Dalam kenangan kau seret aku perlahan
Menuju masa yg harusnya aku lupakan

Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar bahwa aku sedang di permainkan...

Inikah caramu menyakiti ku?
Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku?

Apakah dengan melihat tangis ku itu berarti bahagia buat mu?
Apakah dengan menorehkan luka di hatiku?

Berarti kemenangan bagimu....

Siapa aku di matamu?
Hingga begitu sulit kau lepaskan aku dari jeratanmu...

Apakah boneka kecil mu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang mencari kebebesan?
Mengapa kau sering memperlakukan aku seperti mainan?

Kapan kau ajari aku kebebesan?
 Ajari aku caranya melupakan..

Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan

Nyatanya derai air mataku hanya di sebabkan olehmu

Ajari aku caranya melupakan..
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku lupa caranya meratap
Karena aku selalu kenal air mata

Aku hanya ini tertawa
Sehingga hati aku mati rasa akan luka...

Mungkin, aku terlalu berharap banyak

Mungkin, aku terlalu berharap banyak

Rasanya semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam hari-hariku. Hitam dan putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang kosong di hatiku. Tak ada percakapan yang biasa, seakan-akan semua terasa begitu ajaib dan luar biasa. Entahlah, perasaan ini bertumbuh melebihi batas yang kutahu.


Aku menjadi takut kehilangan kamu. Siksaan datang bertubi-tubi ketika tubuhmu tidak berada di sampingku. Kamu seperti mengendalikan otak dan hatiku, ada sebab yang tak kumengerti sedikitpun. Aku sulit jauh darimu, aku membutuhkanmu seperti aku butuh udara. Napasku akan tercekat jika sosokmu hilang dari pandangan mata. Salahkah jika kamu selalu kunomorsatukan?


Tapi... entah mengapa sikapmu tidak seperti sikapku. Perhatianmu tak sedalam perhatianku. Tatapan matamu tak setajam tatapan mataku. Adakah kesalahan di antara aku dan kamu? Apakah kamu tak merasakan yang juga aku rasakan?


Kamu mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku, karena kamu memang tak pernah sibuk memikirkanku. Berdosakah jika aku seringkali menjatuhkan air mata untukmu? Aku selalu kehilangan kamu, dan kamu juga selalu pergi tanpa meminta izin. Meminta izin? Memangnya aku siapa? Kekasihmu? Bodoh! Tolol! Hadir dalam mimpimu pun aku sudah bersyukur, apalagi bisa jadi milikmu seutuhnya. Mungkinkah? Bisakah?


Janjimu terlalu banyak, hingga aku lupa menghitung mana saja yang belum kamu tepati. Begitu sering kamu menyakiti, tapi kumaafkan lagi berkali-kali. Lihatlah aku yang hanya bisa terdiam dan membisu. Pandanglah aku yang mencintaimu dengan tulus namun kau hempaskan dengan begitu bulus. Seberapa tidak pentingkah aku? Apakah aku hanyalah persimpangan jalan yang selalu kau abaikan – juga kautinggalkan?


Apakah aku tak berharga di matamu? Apakah aku hanyalah boneka yang selalu ikut aturanmu? Di mana letak hatimu?! Aku tak bisa bicara banyak, juga tak ingin mengutarakan semua yang terlanjur terjadi. Aku tak berhak berbicara tentang cinta, jika kauterus tulikan telinga. Aku tak mungkin bisa berkata rindu, jika berkali-kali kauciptakan jarak yang semakin jauh. Aku tak bisa apa-apa selain memandangimu dan membawa namamu dalam percakapan panjangku dengan Tuhan.


Sadarkah jemarimu selalu lukai hatiku? Ingatkah perkataanmu selalu menghancurleburkan mimpi-mimpiku? Apakah aku tak pantas bahagia bersamamu? Terlau banyak pertanyaan. Aku muak sendiri. Aku mencintaimu yang belum tentu mencintaiku. Aku mengagumimu yang belum tentu paham dengan rasa kagumku.


Aku bukan siapa-siapa di matamu, dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa. Sebenarnya, aku juga ingin tahu, di manakah kauletakkan hatiku yang selama ini kuberikan padamu. Tapi, kamu pasti enggan menjawab dan tak mau tahu soal rasa penasaranku. Siapakah seseorang yang telah beruntung karena memiliki hatimu?


Mungkin... semua memang salahku. Yang menganggap semuanya berubah sesuai keinginanku. Yang bermimpi bisa menjadikanmu lebih dari teman. Salahkah jika perasaanku bertumbuh melebihi batas kewajaran? Aku mencintaimu tidak hanya sebagi teman, tapi juga sebagai seseorang yang bergitu bernilai dalam hidupku.


Namun, semua jauh dari harapku selama ini. Mungkin, memang aku yang terlalu berharap terlalu banyak. Akulah yang tak menyadari posisiku dan tak menyadari letakmu yang sengguh jauh dari genggaman tangan. Akulah yang bodoh. Akulah yang bersalah!


Tenanglah, tak perlu memerhatikanku lagi. Aku terbiasa tersakiti kok, terutama jika sebabnya kamu. Tidak perlu basa-basi, aku bisa sendiri. Dan, kamu pasti tak sadar, aku berbohong jika aku bisa begitu mudah melupakanmu.


Menjauhlah. Aku ingin dekat-dekat dengan kesepian saja, di sana lukaku terobati, di sana tak kutemui orang sepertimu, yang berganti-ganti topeng dengan mudahnya, yang berkata sayang dengan gampangnya.

Puisi Musikalisasi Dwitasari

Minggu, 06 September 2015

Cerita Pendidikan

Namaku Norma Eka Apriliana. Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Ya bukan yg pertama sih, tapi aku terlahir sebagai anak kembar. Namun aku lahir yg ke-2. Hehe tapi ya selalu nyebutnya anak pertama. Aku terlahir dari keluarga sederhana yg penuh kebahagiaan dan kehangatan bersama. Soal pendidikan kalau dibilang bodoh ya aku ga bodoh-bodoh amat, kalau dibilang pandai ya ga pandai-pandai amat. Pokoknya standart ajalah pernah dapat ranking, hehehe. Dulu aku pertama sekolah itu di TK Mardisunu selama 2 tahun, ya karena dulu aku masih terlalu kecil untuk masuk SD jadi di TK 2 tahun sendiri. Lalu aku masuk SD di SD Negeri Tanjungsari 1 selama 6 tahun, ya selama SD ini selalu dapat ranking dulunya. Dan berlanjut masuk ke SMP Negeri 3 Tulungagung di kelas E, ya mungkin karena pasnya danem dulu disini. Awalnya dulu ga 1 kelas sama sodara kembar, tapi karena orangtua minta dijadikan satu kelas. Wkwkwk. SMP ya cukup 3 tahun dapat lulus dengan danem yg lumayan dan akhirnya masuk ke SMA Negeri 1 Boyolangu atau ngetrendnya disebut SMUBOY/SMABOY. Ya pilih sekolah yg bagus dan dekat dari rumah. Sekolah hits yg banyak kegiatan dan prestasinya. Hehehe. Senang sekali sekolah disini selama 3 tahun, 1 tahun dikelas 10-2 dan 2 tahun dikelas IPA5. Ciieeee anak IPA, wkwkwk. Aslinya ga pinter-pinter amat, tapi takdirnya masuk di IPA 😜.
SMA selesai dan akhirnya aku masuk kuliah, tujuan awalnya ga ke kampus ini. Aku masuk di STKIP PGRI Tulungagung, bukan seperti rencana awal dan tujuan awal ini sebenarnya, namun ya karena sudah nasibnya mungkin aku belajar disini dan dekat rumah, hemat biayakan ya. Wkwkwk. Aku belajar disini kurang lebih 4 tahun lamanya. 4 tahun yg berkesan dengan teman-teman jurusan pendidikan matematika, tepatnya di kelas B. 4 tahun belajar bersama cukup menyenangkan dan membahagiakan. Memperoleh ilmu yg cukup banyak disini, menemukan sahabat yg sangat baik juga. Suka berkumpul bersama dan menghabiskan waktu bersama. Nggak nyangka sekarang kami sudah lulus dan mendapat gelar Sarjana. Disini namaku bertambah menjadi Norma Eka Apriliana, S.Pd. Mungkin inilah awal dari kehidupan yg sebenarnya, masuk dunia kerja dan menata masa depan. Aku senang melewati masa-masa ini. Masa-masa sekolah dan menuntut ilmu. Dari sini aku mendapat banyak ilmu dan pengetahuan, juga teman dan sahabat baik. Mulai dari TK sampai kuliah semua menyenangkan dan takkan terlupakan. Terimakasih untuk bapak, ibu, keluarga besar, guru-guru dan dosen-dosenku.

Sabtu, 05 September 2015

Sesalkah Yang Membuatmu Ingin Kembali Padaku

Aku punya cerita menyedihkan diawal tahun 2014 lalu. Iya, ini tentang aku dan dia. Dia yang bernama Yeris Andi, seorang pria yang selalu berusaha membuat aku bahagia dan menuruti segala permintaanku. Aku dan dia pernah menjalin hubungan pacaran kurang lebih 3 tahun lamanya. Memang sih aku dan dia sering berantem karena hal sepele dan sering putus nyambung ya hanya hitungan hari saja. Mungkin aku terlalu meremehkan hal itu dan tak disangka pada akhir Januari 2014 itu aku dan dia resmi berpisah. Awalnya aku nggak percaya dengan keadaan itu, tapi aku berusaha menerimanya. Sesaat perpisahanku dengannya, dia memiliki wanita lain. Iya, mungkin karena adanya wanita itu aku dan dia berpisah.
Pada saat itu aku berharap mereka tak akan bahagia. Rasanya enak saja, disini aku sakit hati dan terpuruk sedangkan mereka bersenang-senang berdua. Tak dipungkiri rasa dendam itu ada dan selalu berdoa agar mereka segera berpisah dan aku dapat memiliki dia lagi. Namun semua tak seperti yang aku harapkan, aku coba terima kenyataan itu. Hingga aku berusaha untuk mencari kebahagiaanku sendiri, menghilang dari dunianya, menghapus semua hal yang berhubungan dengan dia. Iya, akhirnya aku berhasil bahagia sendiri tanpanya. Kulakukan segala hal yang bermanfaat dan menjadi perempuan yang lebih baik dari sebelumnya.
Hingga kini 2015, dimana aku sudah mulai berubah dan tak berpikir seperti dulu lagi. 1,5 tahun lamanya aku dan dia tak berhubungan, dengan tiba-tiba dia ingin hadir kembali ke kehidupanku. Bukankah ini yang aku inginkan dari dulu? Iya benar, ini yang aku inginkan sejak 1,5 tahun lalu. Namun apa, aku tak punya perasaan senang atau bahagia saat dia ingin kembali denganku. Aku merasa biasa saja dan tak tertarik untuk kembali dengannya. Aku malah merasa ilfeel dan tak ingin merespon dia lagi. Aku merasa cuek ke dia saat dia mencoba berkirim pesan denganku. Aku tak mengerti kenapa aku seperti ini, iya mungkin perasaan sayang itu sudah hilang. Mungkin sekarang dia menyesal telah menyia-nyiakanku dulunya. Dia memujiku, bahwa aku pandai, pintar, cerdas dan orangtuaku pasti bangga denganku. Dia berbicara seperti itu, kalau dia tau aku perempuan yang baik dan berpendidikan tinggi, kenapa dulu aku ditinggalkan hanya karena perempuan yang mungkin dirinya tak sebaik aku? Apakah aku seperti sampah? Yang seenaknya dibuang begitu saja dan ketika butuh dicari lagi? Sesalkah yang membuatnya ingin kembali padaku? Atau aku hanyalah sebagai batu loncatan untuk menemaninya ketika dia terpuruk sekarang, ketika dia sudah putus dengan perempuan yang dulu merebut dia dariku?
Aku tak mengerti dengan jalan pikirnya, aku coba untuk biasa saja dan tetap membalas pesannya walau jarang sekali kubalas dengan baik. Aku tak mau diremehkan juga, sebagai perempuan yang pernah disakiti dan ditinggalkan begitu saja, aku takkan pernah bisa lupa atas kejadian waktu itu.
Mungkin dia pikir ketika dia ingin kembali denganku, aku akan senang hati menerima dia kembali. No no no, aku bukan perempuan seperti itu. Meskipun dulu begitu mengharapkannya kembali padaku, untuk sekarang aku tak ada keinginan untuk kembali dengannya.
Ketika seorang memilih untuk pergi dari hidupku, jangan harap dia dengan mudahnya bisa kembali padaku. Butuh perjuangan yang keras untuk bisa masuk dalam hidupku kembali. Kesempatan itu selalu ada, namun harus dengan usaha yang bisa membuat hatiku luluh kembali.
Dengan aku yang seperti sekarang, aku takkan bisa menerima dia kembali gitu aja. Mungkin dia menyesal sekarang tahu aku menjadi seperti ini.
Iya, jerih payahku selama ini pasti akan membuatku terasa berbeda dari yang dulu. Meniti karir, mempersiapkan masa depan dan menabung.
Aku percaya, kalau kita berkwalitas pasti nanti juga banyak yang ingin bersama kita. Yang aku tahu sekarang, aku hanya ingin memperbaiki diriku dan kwalitas diri sebaik mungkin. Tak dipungkiri nanti juga akan memilih pasangan yang berkwalitas juga. Dalam hal berpikir, tak seperti dia yang telah pergi dan ingin kembali yang masih labil dan tak bisa berkomitmen.
Sekian ungkapan hatiku hari ini.

Minggu, 30 Agustus 2015

Just wanna say thankyou


Minggu, 30 Agustus 2015.
Pagi ini kutulis sebuah note dalam HP ku. Lebih tepatnya bertema hari kemarin. Iya kemarin Sabtu, 29 Agustus 2015 aku resmi lulus kuliah dan wisuda S1 dan mendapat gelar S.Pd (Sarjana Pendidikan). Rasanya seperti kemarin baru Ospek, eh ini sudah wisuda aja. Mungkin ini hal biasa, tapi bagiku ini sungguh membahagiakan. Tidak hanya diriku tapi juga keluargaku tentunya bahagia bisa mendampingi anaknya wisuda. Namun sayangnya pas wisuda aku masih saja belum memiliki pasangan. Hahaha... iya pasangan, kadang merasa envy melihat saudara kembar sama pacarnya. Duhhh duhhh... tapi tak apalah, belum nemuin jodoh yang tepat mungkin aku sekarang.
Tetapi aku sangat berterimakasih untuk orang-orang yang sudah menemani dan memberi semangat padaku dalam menyelesaikan perkuliahan selama kurang lebih 4 tahun ini. Kalau orang tua dan keluarga sudah pasti sangat membantu. Tapi ini ungkapan untuk orang yang pernah dekat denganku. Kuliahku dimulai saat aku pacaran sama Yeris Andi, orang yang sangat setia dan sabar menemani dan membantuku mencari dan mempersiapkan segala hal keperluan OSPEK kala itu. Sangat ribet dan repot mempersiapkan Ospek hingga waktunya harus tersita untukku. Tak lupa ku ucapkan terimakasih banyak atas segala hal yang sudah kamu lakukan. Dan saat aku masuk semester akhir menyelesaikan skripsi, aku berpacaran dengan Ardy Chandra. Kala itu tepat dimana skripsi mulai kukerjakan. Rasanya pas banget ya, dia kasih semangat untuk cepat menyelesaikan skripsiku agar bisa cepat lulus, kami bisa bersama dan cepat menikah. Haha benar-benar konyol sekali, tapi aku tak memungkiri bahwa dengan adanya kamu aku jadi lebih semangat menyelesaikan tugas akhirku. Iya, tak lupa ku ucapkan terimakasih banyak atas segala hal yang kamu buat dan lakukan untukku. Meskipun pada akhirnya kita berpisah saat 1 minggu sebelum aku sidang skripsi. Harusnya kalau kita masih bersama, aku dan kamu bisa foto bersama dan kamu bisa menghadiri acara wisudaku. Namun sayangnya kita sudah terpisah. Padahal dulu kita sudah merencanakan untuk wisudaku, kamu akan pulang dan menemaniku. Namun tak apalah kalau ini takdirnya. Just wanna say thankyou, this all done because of you.

Kamis, 27 Agustus 2015

Selamat Ulang Tahun

Hari ini kamu ulang tahun.

Selamat ulangtahun ya mas. Semoga panjang umur dan sehat selalu. Cita-cita dan keinginannya dapat tercapai dan terwujud. Bisa jadi kebanggaan orangtua dan selalu berbakti. Semakin lebih baik lagi dan lagi. Jaga ibadahnya. Jangan lupa bahagia dan selalu bersyukur. Wish U all the best n GBU.

Yaaaa hanya itu yang bisa aku ungkapkan untukmu. Sekedar pesan singkat berupa kata-kata dan doa. Ma'af aku tak bisa memberikan apa-apa. Ma'af aku tak bisa menemui dan mengucapkannya secara langsung padamu. Tak seperti kamu waktu itu, pulang jauh-jauh dari Jakarta ke Tulungagung demi untuk menemuiku di ulang tahunku April kemarin. Ma'af yaaaa mas.

Tapi percayalah, dalam setiap doaku kusebut namamu. Kudoakan yang terbaik untukmu. Kutuliskan puisi ini untukmu di hari spesialmu.

Hari demi hari telah terlewati.
Bulan hingga tahun silih berganti.
Aku tahu semua takkan abadi.
Yang ada di dunia semua akan mati.
24 tahun lalu kau hadir menginjak bumi.
Sungguh kau sangat berarti.
Tangis tawamu mengisi hari-hari.
Waktu berubah semua berubah.
Tak terasa kini kau beranjak dewasa.
Menjadi seorang pria bijaksana.
Menjadi kebanggaan keluarga.
Aku tahu hidup tak selalu bahagia.
Tetap syukuri apa yang ada.
Jangan pernah berputus asa.
Dalam membahagiakan orang tua.
Aku tahu jalanmu masih panjang.
Impianmu sangat besar.
Jangan pernah menyerah.
Kupanjatkan doa-doa terbaik untukmu.
Walaupun aku tak disampingmu, bukan berarti aku melupakanmu.
Salam rindu dariku.

Kamis, 20 Agustus 2015

Masih Kamu

Aku sayang kamu.
Kamu, iya kamu. Dan masih kamu.
Kamu yang meninggalkanku tanpa kamu tau sakitnya aku.
Kamu yang kucinta dengan sepenuh hatiku.
Tak terkira rasa ini sulit hilang dariku.
Tak terkira kamu mampu menguasai hati dan pikiranku.
Aku termangu menunggu dirimu.
Dirimu yang bahkan kutau tak mungkin bisa kembali kepelukanku.
Mampukah aku menahan gejolak rasa ini.
Rasa yang selalu hadir disetiap hari.
Kubuka mataku selebar-lebarnya.
Melihat begitu banyak pria pilihan diluar sana.
Namun apa? Aku belum bisa menerima mereka masuk dalam hati dan pikiranku.
Aku belum bisa menggantikanmu dalam benak dan pikiranku.
Karena yang kutuju hanya namamu dalam setiap sujud panjangku.
Semoga doa dapat menjadikanmu sadar bahwa hanyalah aku yang mampu membahagiakanmu.
Dengan segenap jiwa dan rasaku, kupanjatkan doa-doa terbaik untukmu.
Meskipun kutau, kamu tak pernah menganggapku.
Itu tak masalah bagiku, yang kutau inilah rasaku untukmu.

Rabu, 19 Agustus 2015

Menyapamu Dalam Doaku

Aku suka menulis. Menulis adalah caraku bercerita tanpa suara. Mencurahkan segala hal yang aku rasa dalam untaian kata dan kalimat. Kutuliskan ungkapan padanya, padanya yang sampai saat ini belum kuketahui siapa dia. Mungkin hanya biasa saja tapi inilah caraku mencintaimu tanpa mengusikmu wahai calon imam yang selalu kurindukan. Hanya Allah SWT semata yang tahu. Hallo kekasihku yang sedang dirahasiakan olehNya, izinkan aku menyapamu dalam setiap doaku. Menyapamu dalam untaian doa panjangku selepas kulakukan kewajiban dariNya. Ya Allah, sampaikan rasa cinta ini kepada dia yang selalu kurindukan kehadirannya dalam hidupku. Bukan fisik yang tampan tapi dia yang selalu menjaga ibadahnya untukMu. Bukan yang bertahta seperti raja, hanya ingin yang bertanggungjawab dan setia. Bukan dia yang berbuat maksiat tapi dia yang taat pada jalanMu. Ya Allah, damaikan hati ini dari kekecewaan masa lalu yang terkadang teringat dibenakku. Ya Allah, aku hanya meminta pilihkan imam terbaikMu untukku. Aku lelah jika harus ku terjatuh lagi. Aku lelah ketika kusalah menambatkan hati ini pada orang yang salah, pada orang yang tiba-tiba hadir dan tiba-tiba pergi begitu saja. Hadirkan imam yang dapat menjaga dan menuntunku pada jalan terbaikMu. Pertemukan aku dengan dia yang benar-benar pilihanMu untukku, agar ku temukan cinta sejati itu.

Sabtu, 15 Agustus 2015

Biarlah Allah Yang Akan Menjawab Semuanya

Aku dan kamu pernah dalam 1 ikatan cinta yang kurang lebih kita jalin selama 3 tahun. Iya, 3 tahun bukanlah waktu yang singkat untukku dan juga untukmu. Kita jalin tali kasih kita sejak jaman SMA hingga aku berada di semester 6 dan kamu bekerja di perusahaan swasta. Aku dan kamu LDR 2 tahun lebih, dan kita sudah terbiasa dengan cinta berjarak. Aku rasa kamu dulu begitu mencintaiku, namun ternyata keyakinan itu pupus saat aku dan kamu dalam keadaan yang tidak baik. Kita putus, dan memutuskan untuk tidak lagi berhubungan.
Haiii lelaki yang dulu pernah sangat aku cintai, kamu tau? Saat itu aku hancur, hubungan serius yang sudah dibangun dengan ketulusan dan keikhlasan bertahun-tahun akhirnya sirna begitu saja. Ada satu hal yang membuatku lebih hancur saat itu, dengan mudahnya kamu dapat penggantiku. Atau bahkan hubungan kita berakhir karena wanita itu.
Iyaaaa, sejak saat itu aku menjadi trauma dan sangat pemilih dalam mengawali suatu hubungan yang namanya pacaran. Sejak saat itu aku berusaha untuk bahagia sendiri dan yakin jikalau jodoh tak akan kemana.
Hingga akhirnya aku dekat dengan beberapa cowok, dan menjomblo selama 1 tahun lebih. Tiba saatnya datang sosok lelaki yang dulu mengajakku kenalan di dunia maya dan akhirnya aku merasakan kenyamanan bersama dia hingga pada akhirnya aku dan dia pacaran, namun tak lama kami putus.

Saat aku sendiri, aku dan kamu akhirnya berteman kembali, kita saling chating dan mungkin ini waktu kamu dan cewekmu sedang ada masalah. Kamu tanyakan perasaanku dan aku jujur sudah hilang rasa dan tergantikan. Bahkan diriku yang sekarang sangat berbeda dengan yang dulu. Hingga 2 bulan kemudian kamu menanyakan kembali padaku, apakah masih ada kesempatan untuk kembali padaku. Aku pikir kenapa kamu bisa menanyakan hal ini. Kamu menyesal? Kamu ingin kembali padaku? Kamu lelah? Hahaha.
Rasanya bagaikan tak percaya, cowok yang dulu mengabaikan dan membuangku seperti sampah pada akhirnya meminta dan menanyakan adakah kesempatan untuk bisa menjalin tali kasih kembali. Kurasa kamu belum bisa bersikap dewasa, masih kayak anak SMA pikirannya. Yang menganggap suatu hubungan itu seperti main-main. Selama kita berpisah hingga akhirnya kita berkirim pesan kembali, tak kurasakan ada perubahan pada dirimu. Kamu tetap seperti dulu, belum bisa bersikap dewasa. Jujur aku sudah tak berharap bisa balikan sama kamu, namun apa dayaku jika memang nanti kita berjodoh aku tak bisa menolak kenyataan itu.
Makanya, saat kamu tanyakan apakah ada kesempatan padamu kembali denganku, aku tak bisa jawab.
Aku hanya bisa katakan hal sederhana ini :
Jika kamu berharap kita berjodoh, selipkan namaku dalam setiap untaian doa panjangmu sesudah sujudmu untukNYA. Aku tak perlu menjawab pertanyaanmu itu. Biarlah Allah dan waktu yang akan menentukan nantinya. Tetap istiqomah, jaga diri dan selalu perbaiki diri hingga waktunya tiba nanti. InsyaAllah kalo kita berjodoh, aku akan kembali dalam pelukmu dalam keadaan yang lebih baik dan hallal. Simpan dulu rasa cinta dan sayangmu itu untukku, jika saatnya tiba nanti entah rasa itu semakin besar atau malah memudar, biarlah Allah yang akan tentukan segalanya.
Hanya itu yang bisa aku katakan dan ungkapkan saat ini, aku tak tahu harus menjawab seperti apa. Kuharap kamu mengerti dengan jawabanku dan semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ma'af jikalau jawabanku membuat hatimu tak enak, aku belum bisa menerima hati yang lain sesaat kurasakan patah hati yang sedang kusembuhkan secara perlahan. Pokoknya saat ini mari kita perbaiki diri sebaik-baiknya manusia. Berserah diri pada Sang Pencipta, yakin semua akan indah pada waktunya.

Selasa, 28 Juli 2015

Kita Pernah Dalam Keadaan Baik-Baik Saja

Jarak tak pernah jadi alasan atas perasaan kita yang mulai bertautan. Walau aku dan kamu terpisah ratusan kilometer, namun tak ada kata menyerah. Kita percaya ini cinta saat pertama berjumpa setelah sekian lama hanya berkenalan di dunia maya. Jemari kita mulai bergenggaman dipertemuan kedua. Mungkin terlalu terburu-buru jika menyebut ini cinta. Tapi apakah namanya jika selalu ingin bertemu jika aku dan kamu belum saling ungkapkan rasa. Aku sering merindukanmu di malam yang dingin saat udara terasa lebih mencekit dari biasanya. Hanya suaramu diujung telpon, sekedar pesan singkatmu yang bisa hangatkan suasana. Memang kita tak bisa seperti mereka yang bisa bertemu setiap hari, melepas rindu sesuka hati. Kita hanya dua manusia yang berusaha tak menyalahkan jarak. Aku bertemu denganmu tanpa kutahu apa yg Tuhan mau. Lewat percakapan kita, walaupun hanya melalui sambungan telepon rasanya kamu selalu berhasil menghangatkan hatiku. Hari-hari kita lewati, semanis yang tak pernah kubayangkan. Terlalu manis jika boleh kuandaikan. Maaf jika aku tak bisa bohongi perasaanku, bahwa aku ingin kamu disini tidak datang dan pergi. 
Aku dan kamu pernah dalam keadaan baik-baik saja, mengaku cinta dilingkupi bahagia. Kurasa kamu berbeda dari sosok-sosok lainnya, yang meninggalkanku saat sedang cinta-cintanya. Aku begitu percaya bisikan manismu, aku pegang janji-janjimu. Aku doakan semua mimpi-mimpi kita. Namun ternyata manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang tentukan segalanya. Awalnya kukira kita akan bahagia, membangun cinta dengan kekuatan kita. Awalnya kurasa semua begitu manis, namun ternyata kau berikan luka yang cukup mengiris. Kamu datang saat aku sedang butuh seseorang, seseorang yang mencintaiku tanpa bisikan luka. Seseorang yang menjadikanku satu-satunya. Sosok sederhana yang mencintaiku apa adanya. Sungguh inilah kebodohanku, membiarkanmu masuk ke dalam hati tanpa tau apa yang sesungguhnya terjadi. Saat cintaku semakin tumbuh untukmu, saat perasaan ini tak mampu lagi dibendung, kau malah pergi. Bertanya-tanya mengapa aku bisa begitu mencintaimu.

Dwitasari

Sebelum sejauh mentari, kita pernah sedekat nadi. 

Minggu, 26 Juli 2015

Puisi Rindu

Aku mencintaimu.
Dalam angan dan pikiran masih selalu ada bayangmu.
Aku menyayangimu.
Tak sesederhana kata ataupun ungkapan itu.
Ini nyata apa adanya dalam hatiku.
Dalam keheningan malam ku coba menghapus bayangmu.
Namun apa daya, perasaan ini masih saja menyelimutiku.
Aku sedih, aku galau, aku risau memikirkanmu.
Kamu yang selalu kurindu.
Kamu yang tak mungkin menjadi milikku.

Oh Tuhan, apa salahku.
Perasaan ini muncul tanpa kuingini.
Aku tak ingin berada dalam keadaan ini.
Aku tak ingin merasakan hal ini kembali.
Rasa yang menggebu, mencintai orang yang tak mencintaiku.
Aku tak bisa menahan gejolak rasa yang ada di hatiku.

Aku ingin dia Tuhan.
Aku ingin dia kembali padaku.
Berada dalam pelukku, dalam nyata maupun doaku.
Bukan seperti sekarang, aku hanya bisa memeluknya dalam doaku.

Sesak hati ini mengenang dia yang telah pergi.
Dia yang aku cintai setulus hati.
Dia yang pergi membawa separuh hati ini.
Tak ingin aku sendiri merasakan kepahitan cinta ini.
Lagi dan lagi, aku merasakan kesedihan ini sendiri.
Orang yang aku cintai tak bisa mengerti akan perasaan ini.

Aku mencintai dia Tuhan.
Dekatkan aku dengannya jika dia baik untukku.
Dalam kegalauan hati yang mendalam, kutuliskan puisi rindu ini untukmu.

Dari seorang wanita sederhana yang memiliki cinta luar biasa untuknya.


Inilah Takdir dariNYA

Minggu, 26 Juli 2015.
Well, aku merasa galau, sedih, ga nafsu makan dan dihati rasanya ga enak, tak tenang. Hari ini aku netesin air mata lagi setelah berminggu-minggu tak bisa meneteskannya. Air mataku hari ini pecah meruah tak bisa ditahan. Kemarin tepatnya Sabtu 25 Juli 2015 papa dari Mas Ardy Chandra Kusuma, orang yang dulu pernah menjadi kekasihku berpulang ke Rahmatullah. Ya, Bapak Hadi, papanya mas kemarin meninggal dunia karena sakit yang cukup parah. Alhamdulillah dulu masih sempat bertemu bapak, dan diperkenalkan ke bapak. Namun kemarin bapak sudah tak ada. Aku merasa sedih dan terharu, hari ini aku datang ke rumahnya setelah kurang lebih 5 minggu tak kesana. Turut berduka cita, kasian dengan Bu Erna mamah dari mas. Aku peluk dan cium beliau sambil meneteskan air mata. Tak disangka sampai nangis kayak gitu ga bisa ditahan. Ngebayangin saja kalau aku yang ada diposisi ibu, rasanya ga kuat, sedih. Namun ya mungkin inilah takdirnya, takdir yang harus dilalui. Semua orang nantinya juga akan sama meninggalkan dunia ini. Semua yang ada disini (dunya) hanyalah sementara, sedangkan ada tempat yang lebih abadi nantinya disana (akherat).

Hari ini sedih sekali, jujur aku sangat galau sejak kemarin sampai ga nafsu makan. Memang ya mereka bukan siapa-siapaku, namun aku sudah pernah menganggap mereka sebagai keluargaku sendiri. Berpikir saja jika aku berada diposisi mereka. Mengurus bapak yang sakit, sedih saja melihat bapak waktu masih ada dulu. Beliau kesakitan dan selalu minta dipukuli tulangnya. Ga tega lihat waktu beliau kesakitan waktu masih ada dulu.
Hari ini Bu Erna memeluk dan menciumku, meminta maaf atas semua kesalahan, memberi nasehat agar bisa selalu menjadi teman baik, jika nanti berjodoh pasti akan kembali lagi sama mas Ardy. Rasanya terharu saat ibu bilang seperti itu.

Ya mungkin inilah jalanNYA, jalan terbaik dariNYA. Semoga amal ibadah Bapak Hadi dapat diterima disisiNYA. Ditempatkan ditempat terbaikNYA. Dan keluarga diberi ketabahan, keikhlasan dan juga kesabaran. Aamiin.

Disini masih ada wanita yang selalu mendoakan kebaikan dan kebahagiaan kamu dan kalian semua.

Sabtu, 11 Juli 2015

30 Hari Tanpamu, Mengubah Hidupku

Sabtu, 11 Juli 2015. Yap, 30 hari sudah perpisahan kita. Tak terasa ya sudah 1 bulan berlalu sejak kita memutuskan untuk tak lagi saling dalam ikatan cinta.
Waktu terasa amat cepat berlalu, suka duka, sedih senang mewarnai hariku dalam 30 hari tanpamu ini.

Masih selalu terngiang dalam ingatanku saat seseorang dari masa lalu menumbuhkan luka pada hatiku. Dia lebih memilih pergi dengan hati yang lain, daripada bersamaku. Dia lebih memilih pergi daripada tinggal dan bertahan denganku. Disaat itupun hati ini terluka oleh goresan luka yang dibuatnya. Aku tak pernah membayangkan dia pergi secepat itu, dia yang memintaku untuk bersamanya dan dia juga yang berjanji takkan meninggalkanku, namun dengan mudahnya dia mengakhiri hubungan ini tanpa berpikir ulang. Ya mungkin inilah takdir, manusia hanya mampu berencana namun Allah yang lebih tahu rencana mana yang baik untuk setiap hambaNya. Wanita mana yang tak jatuh terpuruk ditinggal saat cintanya mulai tumbuh. Ya pada saat itu aku hanya menggantungkan harapan padaNya, pada Sang Maha Pencipta. Dan disaat itu pula aku merintih dalam doa-doa panjangku. Aku meminta dengan begitu dalam pada sujud panjangku untukNya. Dalam doaku selalu ku selipkan namanya. Namun aku pun tak lupa meminta padaNya, untuk menghadirkan hati lain yang baik menurutNya. Aku tidak ingin berlarut dalam kesendirian yang menyakitkan, dan akupun tidak ingin berputus asa dalam menyempurnakan separuh agamaku. Maka setiap seusai sujud, selalu aku meminta padaNya dihadirkan hati yang baik, sholeh dan berada baik pada jalan Allah. Meminta padaNya dihadirkan hati yang memiliki sabar yang tiada batas yang bisa menerima diriku apa adanya. Meminta padaNya dihadirkan hati yang mencintai Allah dan bisa membimbingku karena aku ingin jodoh yang tak hanya di dunya namun juga bisa bersamaku di akherat.

Tahukah kamu hai lelaki yang kemarin menggoreskan luka pada hatiku? Aku disini masih selalu menyelipkan namamu dalam doa seusai sujudku untukNya lho. Ga disangka ya sudah 30 hari berlalu. Gimana kabarmu tanpa aku? Gimana hari-harimu tanpa kecerewetanku? Masih bahagia dan baik-baik sajakan disana...
Tak disangka ya secepat ini berlalu. Aku sekarang sudah baik-baik saja dan berkatmu aku lebih fokus dalam menata masa depanku. Aku merasa jadi pribadi yang lebih baik, memperbaiki diri lagi saat aku kehilanganmu. 
Tanpamu aku baik-baik saja bukan? Gampang ya aku move on? Hahaha. Yaaaa, berkat keputusanku dengan tak menjadi stalker kamu aku bisa seperti sekarang ini. Sudah tak mengikuti postinganmu aku bisa pada titik ini, titik dimana kebahagiaan bisa aku rasakan kembali setelah berpisah denganmu. Aku lebih tenang dengan tak tahu apapun tentangmu. Sudah aku stop keinginan untuk stalking dirimu dari 3 hari setelah kita berpisah, hingga aku blockir account dan delete account sosmedmu. Ma'af yaaa, ini untuk kebaikan hatiku dan perasaanku saja agar mudah melupakan dan mengikhlaskan. Yaaaa akhirnya aku berhasil bebas dari rasa sakit setelah tak mengetahui apapun tentangmu. Akhirnya 30 hari ini aku bisa kembali semangat melewati hari-hariku. Kembali bahagia dan ceria bersama keluarga dan sahabat-sahabatku. Melewati hari seperti hari sebelum kita bersama dahulu kala. Aku sudah lebih baik dari yang dulu, insyaAllah. Aku yakin karena Allah selalu dihatiku. Ku sadari aku lebih dekat dengan Allah saat aku terpuruk. Terimakasih sudah membuatku seperti ini, dan akhirnya membuat aku sadar aku jadi lebih dekat denganNya. Bukan karenamu tentunya ini, tapi semua karena Allah. Kulakukan perubahan yg terbaik pada diriku hanya karena Allah. Aku selalu merasa tenang setelah mengadu padaNya. Bersujud hingga terurai air mataku, menyesali semua yang telah terjadi.
So, 30 hari tanpamu aku belajar banyak hal dan menyadari apa yang lebih baik dalam hidupku.
Terimakasih mas...

Minggu, 05 Juli 2015

Mengagumimu Dalam Diam

Sejak awal kenal denganmu, ada perasaan berbeda kala itu. Iya beberapa tahun lalu tepatnya. Melalui friendster kita saling berkenalan dan berlanjut untuk pacaran. Mungkin kamu sudah lupa dengan semua itu. Tapi aku masih ingat betul gimana kamu dulu ngungkapin kata I Love U melalui layar HP mu. Ada sesuatu yang bergetar dalam diriku saat kubaca message darimu waktu itu. Entah apa, aku tidak tahu dan yang jelas aku merasa bahagia kala itu.
Hingga akhirnya kita pacaran, ya walaupun tak sering bertemu namun kamu sudah sangat berarti di hatiku kala itu. Meskipun tak lama juga kebersamaan kita, tapi satu hal yang harus kamu tahu. Saat kamu ucapkan kata perpisahan melalui handphone, aku hancur, aku sakit, aku menangis, saat itulah hari pertama aku merasakan yang namanya patah hati karena seorang lelaki.
Sudah lama kupendam hasrat ini ingin ku katakan padamu, namun masih saja ada rasa malu, takut diabaikan dan ga penting juga untuk diungkapkan.

Tahu kah kamu, selama bertahun-tahun ini aku mengenalmu aku semakin kagum padamu. Entah apa yang buatku seperti itu. Ya meskipun sering aku berganti-ganti pacar, masih sering aku selalu membuka profil sosmedmu, ingin tahu tentang kamu, tentang semuanya yang ada di dirimu. Hanya sekedar ingin tahu, sebatas itu mungkin. Dan ketika aku sendiri tanpa kekasih, selalu saja ada keinginan mendekatimu lagi dan lagi. Namun sepertinya tak mungkin, karena kamu terlalu tinggi untuk bisa kugapai (lagi). 
Aku suka mencuri-curi kesempatan untuk melihat aktifitasmu di sosmed. Melihat fotomu tersenyum dan tertawa, adalah salah satu pemandangan favorit bagiku, dan itu bisa membuatku ikut tersenyum disini. Aku pernah berharap, kita akan bisa seakrab dulu. Tapi itu ga mungkin, Bukankah itu mustahil?

Aku tidak pernah menginginkah rasa ini tumbuh. Tapi perasaan ini tak pernah bisa memilih kepada siapa akan berlabuh. Aku juga tidak begitu yakin kamu akan meresponku. Tunggu, merespon? Ah aku ini bisa saja. Sekedar menyapaku saja kamu tidak pernah. Apalagi merespon? Hahaha...
Iya, sudah lama ku pendam perasaan ini. Ingin aku katakan, aku mengagumimu dalam diam, selalu menyebut namamu dalam doaku, dalam doa seusai sujudku untukNya. Ya meskipun aku kelihatan selalu menggalau, berkata-kata sendu, mellow, sedih. Itu semua hanya kulakukan untuk mengalihkan perasaanku yang ingin mengutarakan ini padamu. Selalu ingin ku katakan hal ini, namun aku malu. Mungkin hanya diketawain saat jujur seperti ini. Hahaha. Ya tak apalah, yang penting aku sudah lega bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku selama ini.

Oh ya, ada lagi. Kamu yang cuek, dingin, dan ga banyak berkata membuatku bingung saat aku mulai berkirim pesan denganmu. Aku ingin membangun percakapan itu, namun aku tak tahu apa yang harus aku tulis. Rasanya kayak dari suatu ketinggian lalu terjun bebas ke bawah saat aku mengirim pesan yang kemudian dibalas dengan kata singkat, ya memang tahu sih kamu ga banyak kata jadi aku berusaha biasa saja. Namun ada kalanya ketika kamu berkirim chat padaku, hanya sekedar tulisan "haha" seperti kemarin, aku sudah merasa bahagia. Aneh ya, senang aja ketika mendapat chat dari kamu. Iya, aku langsung tersenyum dan segera membalas chat singkat itu. Ada juga ketika kamu memberi like atau love pada postinganku, seketika itu aku merasa bahagia. Hanya sesederhana itu rasanya senang sekali, sampai aku bercerita ke salah satu sahabatku. Tak ada yang tahu tentang perasaanku ini, bahkan saudara kembarku saja tak tahu. hahaha....
Mungkin setelah membaca ini kamu bingung mau berkata apa. Tak perlu berkata apa-apa, cukup dibaca saja tak apalah. Ini hanya ungkapan sederhana yang sudah lama kupendam saja. Tak penting juga mau dibalas seperti apa.

Yapppp,,, hanya ini saja yang ingin aku katakan, aku tulis.
Ma'af jika aku salah berkata dan akhirnya membuat ilfeel.
Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan hatiku. Tak enak rasanya dipendam terus menerus.
Terimakasih untuk waktunya membaca ketikan yang tak berarti ini. 

Salam rindu dari perempuan sederhana yang selalu mengagumimu dalam diam.

Note : hanya sekedar kagum, bukan cinta/sayang. Rasa cinta dan sayang itu mungkin sudah pudar kini.

Senin, 29 Juni 2015

Untukmu Masa Depan

Senin, 29 Juni 2015. 18 hari setelah perpisahan kita. Sudah hampir 3 minggu aku sendiri, sendiri dalam arti single, jomblo, tak punya kekasih. Ya... selama hampir 3 minggu ini aku mencoba untuk bangkit, move on dari keterpurukan atas kehilangan sosok yang begitu aku percayai. Tapi selama 3 minggu tanpa dia, ku rasa aku masih baik-baik saja. Aku masih tetap bisa tersenyum bahagia dan dapat melewati hari seperti biasanya. Bahkan di depan teman-temanku, aku masih tetap jadi wanita periang seperti biasanya, tak kelihatan galau dan hancur. Tapi percayalah, setegar apapun aku, aku hanya wanita biasa yang tetap merasakan kesedihan setelah kehilangan. Tak ada orang yang baik-baik saja setelah kehilangan sosok yang ia cintai. Meskipun aku terlihat tetap bahagia dan ceria, namun ya pasti ada yang berbeda, setiap kali buka Handphone tak ada lagi pesan darimu yang dulunya setiap hari selalu berkirim pesan dan berkirim kabar denganku. Tak ada salam sapa yang dulunya sering ku dapat darimu. Bahkan sudah tak pernah lagi saling berkirim pesan sesingkat apapun itu. Padahal beberapa minggu atau bulan lalu kita masih selalu asyik menghabiskan waktu berdua melalui bbm atau telpon hingga larut malam. Berbicara banyak hal hingga lupa waktu dan merasa sangat bahagia dengan hal sederhana itu. Namun untuk sekarang, berkata hai saja aku bingung mau mulai darimana. Takut ga dianggap, takut ga dibalas, takut diabaikan. Padahal aku sudah menganggap kita sebagai teman biasa seperti saat dulu kita pertama saling akrab. Namun kamu sepertinya sudah cuek dan ga mau tahu, ini memanh sengaja menghindar dariku agar aku tak sakit hati atau memang sudah tak mau mengenal lagi. Yang jelas keadaan kita sekarang dengan yang dulu jauh sangat berbeda. 
Sekarang aku merasa bahagia sendiri tanpa kekasih, aku belum ada keinginan untuk berpacaran lagi atau menjalin hubungan yang serius dengan lelaki lain. Entah mengapa tiba-tiba aku tak ada keinginan untuk berpacaran sementara ini. Mungkin sudah terbiasa sendiri atau apalah aku tak tahu. Aku yang merasa bosan atau memang aku masih mengharapkanmu? Aku juga tak tahu itu, aku bingung. Padahal sekarang ada beberapa pria yang mencoba mendekatimu, namun aku belum berkeinginan untuk memilih satu diantara mereka. Biar saja semua berjalan apa adanya sekarang, yang jelas saat ini aku masih ingin memperbaiki keimananku dan akhlakku. Mendekatkan diri pada Sang Pencipta, meraih berkahnya. Agar di hati selalu merasa bahagia dan damai. 
Nanti jika hati dan keadaan sudah siap, pasti jodoh akan bertemu pada waktunya. Pada saat diriku sudah menjadi lebih baik dari sekarang, saat semua sudah berubah keadaannya.

Untukmu masa depanku nanti. Sebelum kamu, ada hati yang pernah ku pertahankan hingga mati-matian. Sebelum kamu, ada sosok lebih penting yang pernah ku peluk hingga tak ingin ku lepas. Sebelum kamu, ada yang ku sayangi lebih dari yg ia tahu. Sebelum kamu, ada nama yang selalu ku sebut dalam sujudku. Sebelum kamu, ada dia yang selalu ku doakan dan ku beri semangat setiap harinya. Sebelum kamu, aku sangat egois dalam berhubungan. Tapi untukmu, aku akan belajar lebih sabar, lebih tegar dan lebih kuat agar tidak kehilanganmu, agar bisa mendaki gunung bersama, agar bisa menikmati malam berdua, agar kamu mencintaiku hingga kita menua dan melihat anak-anak kita tumbuh. Agar aku bisa tetap berada di sisimu, agar aku bisa menjadi makmummu, agar aku tak kehilangan sosok yang ku dambakan. Untukmu jodohku yang masih dirahasiakan oleh Allah. Ku harap engkau disana juga sedang menperbaiki diri sebagaimana diriku disini. Hingga nanti waktu yang akan mempertemukan kita. Aku ingin kita berjodoh tak hanya di dunia, namun juga di akherat. Maka dari itu, ayo kita perbaiki dulu diri kita masing-masing agar mendapat berkahnya. Ku tunggu dirimu dan temui aku dalam sholat istiqarahmu.

Sabtu, 27 Juni 2015

Move On

Aku selalu bilang harus bisa move on, move on dan move on. Namun aku sendiri tahu move on itu bukan hal yang mudah, kecuali kita punya niat yang kuat untuk meninggalkan masa lalu sehingga saat berjalan ke masa depan tidak merasa terbebani. Well, setelah putus dan patah hati berhari-hari, aku akuin emang banyak hal yang berubah. Makan jadi nggak teratur, mikir yang nggak-nggak, keseringan galau, dan bikin aku nggak karuan.
Sudah 16 hari perpisahan kita dan rasanya aku sudah berhasil bangkit. Yei move on. Oh ternyata tak sesedih yang aku bayangkan dan pikirkan saat aku pertama kehilanganmu. Hari berjalan amat cepat berlalu, yang aku rasa kayaknya baru kemarin cowok itu bilang “Kita sendiri-sendiri aja dulu.” sehingga hari ini pun aku masih agak bingung, apa mungkin aku sudah sekebal itu dengan yang namanya perpisahan. Hahaha. Ya mungkin karena bukan dia saja yang pernah menyakitiku begitu dalam, ada orang yang benar-benar sudah pernah menguasai hati dan pikiranku dulu kala. Orang yang benar-benar sudah sayang denganku dan mencoba bertahan 3 tahun lamanya. Karena aku terlalu menyia-nyiakannya hingga akhirnya berakhir sia-sia, makanya sekarang kalau lagi menjalin hubungan aku selalu hati-hati dalam bertindak, tak seegois dulu kala. Dan berbuat sebaik mungkin untuk pasanganku agar tak terjadi perpisahan lagi. Namun apa daya yang ku dapat 3 bulan lalu adalah kesalahan yang pahit, hanya diawalnya saja manis. Hahahaa.
hmmm... aku sih gampang aja gimana sebenarnya biar cepat move on kayak sekarang. Supaya cepat move on salah satunya adalah berbagi cerita ke sahabat. Hal ini rutin aku lakukan bahkan sebelum aku mengalami patah hati, namun saat sedang patah hati malah makin sering curhat sama sahabat aku.
Ternyata, berhari-hari tidak berkirim pesan denganmu tidak membuat aku mati. Aku masih mampu menjalani hidupku sendiri meskipun aku terus mengingatmu berkali-kali. Semua memang tak mudah. Aku mencari duniaku lagi, membangun semua dari awal lagi, dan membiasakan diri untuk melangkah tanpa bisikan semangat darimu. Dan selama berhari-hari ini aku melihat handphoneku yang kini tidak lagi menggunakan background picture foto kita berdua. Hanya ada beberapa pesan darimu yang masih belum aku hapus.
Setiap pagi sebenarnya adalah hal tersulit bagiku karena aku harus meyakinkan diri bahwa kamu tidak akan lagi memberiku kabar tentangmu. Aku sempat berpikir bahwa melepasmu pergi bukanlah masalah besar bagiku, aku akan menjalani pagiku seperti biasa, nyatanya itupun tak semudah yang aku pikirkan. Aku yang dulu berusaha untuk melepaskanmu, namun mengapa sekarang malah aku merasa paling kehilangan kamu?
Hahahaha lucu sekali yaaa...
Memang benar aku sudah berhasil bangkit dan merasa selalu bahagia. Namun ada kalanya tiba-tiba kamu hadir dalam pikiranmu. Padahal tak sedetikpun aku ingin memikirkanmu, toh udah ga penting juga kali.
Selalu terbesit kamu lagi dimana? Lagi ngapain? Sama siapa? Udah makan? Udah sholat? Sehat-sehat sajakan? Dan bahagiakan?
Itulah.... Meskipun aku tahu kamu tak peduli dengan semua itu. Yang jelas aku sudah bisa bangkit dan menganggap kamu sebagai teman baik. Jangan kamu pikir aku masih sedih dan menggalau. Hahahaa. Tenanglah, aku takkan mengusik kehidupanmu lagi kok.
Aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu juga. Supaya nanti takkan sia-sia kesedihanku saat kamu ninggalin aku, yang aku pikir jika tanpaku kamu bahagia ya apa boleh buat. Seperti itu.
Tak usahlah memikirkan hal yang tak penting yang tak bisa membuatmu bahagia. Kita hidup hanya sekali, dibuat semudah mungkin saja. Yang pasti tetap berusaha dan berdoa kepada Allah Sang Pencipta.
Percayalah semua akan indah pada waktunya.
Aku bahagia jika kamu bahagia. Aku ga mau liat kamu sedih dan uring-uringan dengan hal yang menyakitkan. Bangkit dan tersenyum akan lebih baik. Syukuri yang ada dan yang dimiliki, yang di depan lebih penting dari yang sudah berlalu.
Jangan bermain-main lagi dalam suatu hubungan, sebelum memulai suatu hubungan yang baru pikirkanlah matang-matang. Karena sangat menyakitkan saat kita tahu bahwa kebersamaan yang sudah terjalin ternyata hanyalah sebuah keisengan semata, sementara dan hanya permainan hati saja.
Dan yang tak bisa aku lupa darimu adalah kata : mencintai seseorang jangan sambil memendam masa lalu.
Ya dari sini aku ngerti dan belajar arti kata tersebut, dari note di facebook cerita dan kenanganku semuanya aku hapus, sebagian tulisan di blog harus aku edit, semua tentang masa lalu aku sudah aku lupakan dan hilangkan, tapi ternyata kamu sendiri yang tak bisa mengubur masa lalu itu. Lucu sekali ya....
Dari datangnya orang baru dalam hidup aku, membuat aku belajar untuk ikhlas menerima yang ada sekarang, bukan untuk meratapi atau mengharap kembali yang di masa lalu. Masa lalu sudah berlalu, tidak penting juga untuk diurai dan dibina lagi menurutku. Masa lalu adalah sebagai pembelajaran yang berharga untuk bisa menata hidup lebih baik dan takkan melakukan kesalahan yang sama kembali di masa mendatang. Jika harus terjatuh dan masuk ke lubang yang sama lagi, itu suatu kebodohan bagiku. Pengalaman mengajarkan banyak hal. Mulai dari lebih sabar, ikhlas dan menerima apa adanya. Sesuatu yang ikhlas dan tulus akan berdampak juga pada kehidupan kita. Yang aku rasain seperti itu. Aku lebih merasa tenang, damai dan bahagia. Tak ada lagi beban pikiran yang negatif, yang hanya sia-sia jika dipikirkan, merusak hati dan perasaan sehingga membuat pikiran kacau. Yang aku tahu sekarang ini aku merasa bahagia dan sudah ikhlas menerima semua hal yang terjadi.
Untuk kamu yang abadi dalam tulisanku, terimakasih atas semua pembelajaran dan pengalaman berharganya. Aku sangat bersyukur telah belajar banyak tentang kenyataan ini yang membuatku semakin sabar dan lebih mencintai Allah SWT.
Aku selalu berharap kamu juga bahagia, sebahagia aku disini. Meskipun aku tahu ditulisanku yang terdahulu kamu pasti akan merasakan apa yang aku rasain, sakit yang dikecewakan dari orang lain. Suatu pembalasan dari perlakuanmu padaku. Ku harap kamu baik-baik saja wahai lelaki yang pernah membuatku melayang bahagia dan jatuh bertubi-tubi.
Tetap semangat ya kamu, kamu. Iya kamu yang disana.
Pintu hatiku selalu terbuka untukmu.

Salam manis dari seorang wanita bodoh yang selalu tulus ikhlas menerimamu apa adanya.

Jumat, 26 Juni 2015

Membiasakan Diri Tanpamu

Jum'at, 26 Juni 2015.
Well, 15 hari sudah perpisahan kita.
Kuawali hari dengan mencoba membiasakan diri agar tidak mengecek ponsel seusai bangun tidur. Aku bersyukur masih diberi nafas hingga sekarang. Aku berterima kasih karena hari-hariku masih menyenangkan untuk dijalani, meskipun tanpamu, rasanya memang semua berbeda. Ya meskipun kita tak pernah sering ketemu, hanya bisa ngobrol melalui BBM tapi semua berpengaruh besar dalam hidupku.
Aku tak tahu apakah semua yang kamu rasakan benar cinta atau hanya iseng belaka dulu. Yang jelas, kamu berhasil membuatku jatuh cinta, dan berhasil membuatku menangis, bimbang, kacau dan stres ketika kamu mengakhiri hubungan ini tanpa kejelasan.
Hubungan yang berakhir tanpa kejelasan tidak pernah sebahagia hubungan yang berakhir karena adanya alasan dan penjelasan. Namun, tidak dapat dipungkiri, perpisahan yang beralasan ataupun tidak beralasan sama-sama menimbulkan rasa sakit yang sama. 
Aku tidak tahu, semua orang merasa kasihan padaku karena ditinggalkan olehmu, padahal selama ini yang aku rasakan adalah kita memang ada dalam satu titik dimana keduanya harus saling melepaskan. Tak ada yang meninggalkan lebih dulu, hanya saja kamu tidak cukup kuat untuk berjuang lebih keras lagi, makanya kamu memilih menyerah dan melepaskanku.
Berat rasanya harus menerima kenyataan bahwa kamu tidak lagi menyapaku lewat chat setiap hari, berat rasanya harus membiasakan diri tidak lagi mendengar suaramu melalui telepon diwaktu luang kita.
Kamu tidak akan pernah mengerti ini semua, kalaupun kamu mengerti dan membaca ini, tentu kamu akan tertawa sangat kencang, menganggap semua berlebihan, kemudian mengabaikan diriku. Kalau boleh jujur, aku sangat sedih. Entah mengapa setiap hal yang aku lakukan selalu membuatku mengingat sosokmu. Padahal aku tak ingin seperti itu. Aku ingin melupakanmu dan membuangmu jauh-jauh dari pikiranku.
Tapi aku selalu rindu kamu dan selalu ingin tahu kabarmu, aku berusaha melawan perasaan itu agar aku bisa cepat melupakanmu, kemudian menjalani hari-hariku senormal mungkin.
Tiga bulan lamanya kita pernah bersama, mungkin di mata banyak orang terlalu sebentar, namun hanya aku dan kamu yang tahu bagaimana kita punya kedekatan yang lebih. Aku berterima kasih padamu untuk tiga bulan yang berkesan bagiku.
Kamu tak akan tahu sakitnya ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya, mungkin sosok keras kepala sepertimu hanya merasa ini biasa saja dan kamu pikir aku tak pernah terluka karena sikapmu. Kamu salah besar, lukaku sudah cukup dalam, dan luka ini akan jadi tabungan karmamu. Kamu tinggal menunggu waktu, saat ada seorang wanita lain memberimu sakit hati yang sama, seperti kamu dengan mudahnya membuangku seperti sampah.
Aku cukup berada di sini. Jadi penonton dari jauh dan tinggal menunggu kabarmu. Aku tidak akan mengotori tanganku dengan melakukan balas dendam, karena aku tahu balasan dari Tuhan akan jauh lebih menyadarkanmu kelak. Kesedihanku cukup sampai disini.
Tiga bulan ini, kamu mengurungku dalam hubungan yang aku pikir cinta. Kamu sangat tahu bahwa aku bisa sangat baik pada pria yang aku cintai, tapi kamu melakukan hal menyakitkan ini. Apakah aku pernah membuatmu sakit dan berbuat kesalahan padamu? Aku rasa aku belum pernah menyakitimu, apakah ini balasan atas sikapku? Aku selalu berusaha hati-hati dengan hubungan kita agar tidak berakhir sia-sia, tapi kamu? Tidak. Kamu lebih ingin menyerah dan mengakhiri semua.
Sekarang, kamu tidak menyesali kepergianku, tapi bisa aku jamin beberapa bulan atau tahun kemudian, kamu adalah orang yang merasa paling menyesal karena melepaskanku begitu saja. Ingatlah satu hal ini, apa yang kamu perbuat menjadi apa yang kamu tuai. Jika kamu telah menyakitiku, tentu suatu saat kamu juga akan menuai rasa sakit yang sama. Mungkin saat itu kamu baru menyadari, betapa meninggalkanku adalah kebodohan yang harusnya tak kamu lakukan. Namun jika tak ada penyesalan seperti itu, mungkin memang inilah takdirnya. Satu hal yang pasti, jangan pernah menyia-nyiakan orang yang sangat tulus menerima kamu apa adanya dan mencintaimu sepenuhnya. Mungkin di luar sana memang ada yang lebih dari dia, lebih sempurna, lebih segalanya. Namun setidaknya kamu harus bisa menghargai perasaan dia, dimana dia sudah berusaha menjadi yang terbaik untukmu. Kebodohan besar jika kamu menyia-nyiakan orang seperti itu lagi.

Terima kasih untuk tiga bulan yang berkesan, menyenangkan, sekaligus menciptakan kesedihan. Terima kasih untuk peluk dan kenangan yang sempat membuatku percaya bahwa ini semua cinta sejati. Terima kasih pernah membuatku tertawa walau sesaat. Terima kasih untuk segala hal yang bisa membuatku cukup bahagia.

Aku marah, tidak mungkin jika manusia tidak marah jika ditinggalkan begitu saja. Tapi, percayalah, aku akan selalu mengingatmu sebagai bahan pembelajaran bahwa aku tak akan melakukan kesalahan yang sama.
Pelan-pelan aku bisa mengikhlaskan semua. Pelan-pelan aku akan menganggap perpisahan ini adalah wujud Tuhan mencintaiku dan tak ingin mempertemukanku dengan orang yang salah sepertimu. Pelan-pelan, kenangan tentangmu akan terkubur dan tergantikan dengan peristiwa yang lebih bahagia.
Pelan-pelan, ketika mendengar namamu, aku tak akan lagi merasa terluka.

Sekian... 

thanks to Dwitasari untuk untaian kata yang membuatku bisa merasa lebih tenang dan bahagia.

Rabu, 24 Juni 2015

Bangkit dan Bahagia

Di saat yang lain pacaran, yang jomblo rajin baca Al-Qur'an.
Hahaha... aku? Masih Kadang-kadang.
Belum sepenuhnya baik dan belum begitu baik di mataNya.
Di saat yang lain habiskan waktu percuma, yang jomblo manfaatkan waktu untuk ibadah.
Aku? Iya. Mungkin seperti itu. Yang aku lakukan dan rasakan sekarang. Bukan narsis atau PD, namun inilah yang aku rasakan. Ada perubahan banyak dalam hidupku.
Yang dulunya begitu-begitu saja, sekarang ku coba untuk melakukan hal yang lebih baik dan bermanfaat.
Sepenuhnya lebih untuk sang Pencipta.
Pencipta ini, hanya untukNya. Aku merasa lebih bahagia.
Merasa tenang di hati dan pikiran.
Tasbih yang selalu menemaniku.
Sujudku untukNya.
Ku rasakan begitu bahagia sejak aku dekat denganNya lagi, dulu memang dekat namun sekarang jauh lebih sangat dekat.
Bersyukur sekali masih bisa berubah seperti ini. Berubah ke hal yang baik dan positif.
Percayalah sobat, hati ini akan tenang jika selalu mengingat Allah.
Menghabiskan waktu dengan berdzikir.
Menyebut nama Allah.
Selalu mengingatNya dalam setiap langkah kita.
Kala terpuruk memang begitu tak enak dihati dan pikiran, namun semua akan sirna saat kita menyentuh air wudhu dan bersujud untukNya.
Banyak berdzikir dan berdoa.
InsyaAllah semua akan menenangkan.
Takdir kita adalah bangkit dan bahagia. Hidup terlalu singkat untuk terlalu lama berada dalam keterpurukan.

Hayo kamu yang mana? Bangkit atau terpuruk?
mau pilih yang mana? Sobat, niatkan semuanya karena Allah SWT semata. Semoga berkah Allah SWT selalu tercurah kepada sobat semua yang sedang menunggu jodoh terbaik.
Selamat menunggu hari bahagia dengan ibadah yang bermanfaat ya..
 Allah Maha Mengetahui apa, siapa, dan kapan waktu terbaik untukmu, tetap semangat!

Senin, 22 Juni 2015

Tak Ada Orang Yang Baik-Baik Saja Setelah Kehilangan

Senin, 22 Juni 2015. Tepatnya 11 hari setelah perpisahan kita.
Entahlah apa yang aku rasain sekarang ini, aku tak mengerti. Bingung sendiri rasanya, senang ataupun sedih aku tak tahu.

Belum hilang sama sekali. Bila ada kata diatas rasa sakit yang dapat menggambarkan perasaanku saat ini, mungkin bisa kugunakan untuk sekedar menceritakan seberapa terpuruknya aku setelah kehilangan kamu.

Aku yang sebelumnya seorang wanita single yang penuh happy bersama sahabat karena telah lama sendiri kehilangan sosok idaman hati yang kurang lebih 3 tahun menemani. Mencoba berbahagia sendiri tanpa kekasih hati selama 1 tahun lebih untuk mengobati rasa sakit dihati karena telah dikhianati. Dan saat rasa sakit dihati mulai hilang, kamu datang dengan sejuta harapan yang ingin menjalani hubungan serius itu. Hingga aku merasa percaya dan terbuai oleh untaian kata manismu.

Tahukah kamu hai seseorang yang sebelumnya datang dengan segala kebaikan kemudian menghilang tanpa meninggalkan sedikitpun perasaan. Bahwa tak ada seorangpun yang akan baik-baik saja setelah kehilangan dia yang sebelumnya menjadi tempat hatinya percaya. Begitupun aku.
Sekalipun kamu sendiri tahu aku bukanlah wanita lemah yang mudah menyerah, tapi ketika kenyataan membawaku pada luka yang dalam atas perpisahan kita aku benar-benar tidak baik-baik saja. Aku hancur, aku jatuh, aku sakit.
Tahukah kamu gimana terpuruknya aku sesaat perpisahan kita? Aku lemah tak berdaya, aku seperti orang kehilangan akal, makan tak bisa, namun yang kutahu hanya Allah, hanya selalu berdoa, sholat, berdzikir sepanjang waktu mengurung diri dikamar. Ribuan doa terlantun melalui mulut dan hatiku, berharap Allah adil dengan kenyataan ini. Dan memberimu sedikit pelajaran berharga bahwa hati ada bukan untuk kamu siksa, bukan untuk dipermainkan, bukan untuk disakiti, dijatuhkan dan dihancurkan.

Seandainya waktu dapat diputar ulang, aku tak kan pernah seromantis waktu bersamamu, takkan berbuat apa-apa untuk selalu menghiburmu. Aku juga tidak mau mengenalmu dan dipertemukan denganmu. Aku akan lebih memilih untuk menghindarimu saat hari dimana pertama kali kamu memperkenalkan diri padaku. 

Kamu harus tahu, betapa sulitnya aku mencoba bangkit dari keterpurukan dan mengumpulkan serta menata kembali kebahagiaanku dari awal. Mencoba percaya lagi pada diri sendiri bahwa aku bisa tanpamu. Memulihkan harapan yang sempat mati selepas aku tak lagi dapat berkirim pesan denganmu. Berusaha untuk sibuk-sesibuknya hingga akhirnya aku bisa lupa bahwa aku pernah lebih sibuk mempertahankanmu daripada membahagiakan diriku sendiri. Sungguh itu sulit, sangat sulit. Padahal aku tahu sendiri, kamu tetap baik-baik saja setelah perpisahan kita. Bahkan kamu masih bisa selalu tertawa dan asyik dengan teman-temanmu. Atau bahkan tak pernah merasa kehilangan sebesar rasa kehilanganku. Padahal awalnya bukan aku yang ingin berusaha memilikimu, bahkan aku tak ada keinginan untuk mengenalmu lebih jauh waktu itu.

Sekalipun kini aku belum benar-benar pulih, kupastikan padamu bahwa aku baik-baik saja. Karena aku tahu, bahwa untuk segala sesuatu yang terjadi didunia ini memiliki waktunya sendiri. Kalaupun aku pernah menangis untukmu bukan berarti aku tak bisa bangkit kembali. Percayalah, ini bukan pertama kalinya aku terpuruk dan merasakan hal semacam ini, namun ini sedikit berbeda karena suatu hal yang tak bisa aku tulis disini yang kamu sendiri pasti tahu apa itu. Aku sudah mulai terbiasa tanpa kamu, walau masih ada rasa yang begitu menyiksa batinku. Kepercayaan yang aku berikan hancur begitu saja.

Aku ingin kelak Allah menjawab doaku dan menyampaikan salamku untukmu. Terimakasih untuk lukanya hai laki-laki yang tak pernah lagi menganggapku ada. Tak tahukah kamu bahwa karma itu nyata? Karma itu ada dan hari pembalasan itu pasti terjadi.
Semoga nantinya tak ada seorangpun wanita yang hadir hanya untuk mengacak-acak hatimu kemudian pergi seperti yang kamu lakukan padaku. Dan sekalipun saat ini aku berteman sepi, setidaknya aku tak pernah sepecundang kamu dan mengingkari janji-janjiku. Aku tahu apa alasan perpisahan ini, walaupun kebohongan itu kamu simpan dengan rapi tapi aku tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin mimpiku waktu itu nyata dan petunjuk dari Allah.
Aku percaya Allah tak pernah tidur. Ada waktu Dia akan jawab doaku dan menyempurnakan kebahagiaanku.

Bila kamu membaca ini, ingatlah. Bahwa aku pernah jadi satu-satunya tempatmu pulang dan memberi dukungan saat kamu lelah. Aku pernah memberikan rasa bahagia dengan tawa candaku dalam setiap telponku untukmu. Walaupun tak seberapa lama, tapi aku pernah sanggup menguatkanmu. Aku pernah selalu mendokanmu dan selalu menyebut namamu dalam sujudku. Aku yang selalu membangunkanmu diwaktu kamu tertidur lelap, dan aku juga yang selalu mengingatkanmu untuk selalu sholat.

Pergilah sejauh kamu mau, aku tak akan pernah menghalangi. Bila bahagiamu bukan bersamaku, aku takkan mengemis perhatianmu dan memintamu untuk bertahan denganku. Karena bila bukan dari rusukmu aku berasal itu artinya aku tak perlu mati-matian memperjuangkan kebersamaanku denganmu.
Aku disini akan memperbaiki diriku dahulu dan takkan cepat mencari penggantimu.
Aku takkan mengulang kesalahan yang sama dengan terlalu mempercayai laki-laki seperti saat bersamamu.
Aku percaya Allah punya rencana yang lebih indah untukku.

Tugasku sekarang hanya memantaskan diriku, insyaAllah jika memang sudah saatnya Allah akan mempertemukan aku dan jodohku yang sebenarnya, pasti kami akan disatukan dengan caraNya secara hallal. Aamiin.