Kala kita bersama, semua terasa istimewa |
Tenang... tenang...
I'm OK...
Ini hanya perasaan sementara saja.
Amarah yang sementara sedang menguasai fikiran.
Ma'afkan kali ini aku harus tutupi.
Ku rasa kamu tak perlu tau bahwa ku sedih.
Aku hanya bisa tersenyum diam tanpa kata.
Sejujurnya aku hancur.
Tapi ma'af, aku tak mampu tuk jujur padamu.
Dan bila aku harus mengakhiri semua ini, sesungguhnya aku tak kan rela.
Biarlah sedih ini kuletakkan dibenakku.
Entah apa yang ku rasain saat tau hal itu.
Kaget, syok, heran, sakit dan apalah-apalah itu.
Bukan marah, hanya saja kecewa. Iya kecewa banget, sampai ngga'bisa berkata-kata apalagi.
Ngga'menyalahkan masa lalu juga karena semua itu sudah berlalu.
Mungkin bagi sebagian orang itu hanya hal yang biasa saja.
Tapi bagiku itu bukan hal yang biasa.
Keterbukaan itu awalnya memang menyakitkan, tapi saat diungkapkan dan saling memaafkan kedepannya akan lebih menyenangkan tanpa ganjalan.
Sakit memang, kecewa. Tapi inilah resiko dari keKEPOanku sendiri.
Tak seharusnya dan tak semestinya tau hal-hal yang menyakitkan itu.
Masa lalu memang hanya masa lalu.
Tapi semua itu nggak akan pernah bisa hilang gitu aja.
Selalu ada sisa-sisa kenangan yang masih tersimpan, meskipun tanpa disadari.
Kalau seandainya bisa memilih dan tau sejak awal, mungkin ga akan sejauh ini dan seperti ini.
Seandainya semua belum terjadi aku tau apa yang harus aku lakukan.
Tapi semua ini sudah terjadi dan menjadi pilihanku dan jalanku.
Menyesal??? Tidak, semua sudah terjadi.
Harus terima resiko apapun itu.
Ikhlas??? Ngga'semudah itu.
Selalu ada perasaan ngga' enak lagi dan lagi.
Tapi sekarang mencoba untuk ikhlas dan tak memikirkan hal yang memyakitkan lagi.
Toh itu ga penting juga, cuma bikin ngeganjal dihati dan bikin benci orang yang aku sayangi.
Merusak pikiran dan hati diri sendiri.
Mending sekarang mikir bagaimana bisa bahagia terus dengan apa yang sudah dijalani dan dipilih.
Inilah hidup, kadang keingintahuan membuat kita kecewa, namun itulah resiko yang harus diterima.