...
Welcome to my BLOG. Cuma mau sharing apa yang ada dipikiranku dan apa yang ingin aku tulis. Kamu seseorang yang selalu ingin aku tulis. Terimakasih sudah hadir dalam hidupku.
Sabtu, 16 Juli 2016
Selasa, 17 Mei 2016
Long Weekend di Jakarta
Hai hai...
Mungkin telat ya aku posting ini. hehehe. iyaaaa, aku mau cerita nih tentang liburan long weekend kemarin. Long weekend kemarin 5-8 Mei 2016 aku habiskan di Jakarta dan Bogor. Tujuannya ke Jakarta sih, habisin liburan sama teman dekat lelakiku. Demi apa coba, jauh-jauh mau kesana. wkwkwkwk. Iyaaa... Aku berangkat kesana naik kereta, bayangin aja di kereta duduk luamma banget. Aku berangkat dari Tulungagung sekitar jam 9 malam itu. Jadi ceritanya aku paginya kerja, malemnya langsung cus ke Jakarta. Kebayangkan betapa capeknya diriku. huhuhu... Tapi ya di kereta molor terus deh aku, ini nih pengalaman pertama aku naik kereta menuju tempat yang jauhhh... Aku pesennya tiket juga udah jauh-jauh hari, malah sebulan sebelum keberangkatan karena long weekend takut keabisan tiket gitu, coba kalo dia ga minta aku kesana, mungkin ga bakalan deh kesana. hehehe. Sekali-kali nurutin permintaan lelaki itu. :D
Taraaaa... ya jam 10 pagian aku akhirnya nyampe di St.Pasar Senen JKT, nyampe juga di Jakarta setelah 13 jam di kereta. Sepanjang perjalanan yang aku lakuin cuma molor dan ngobrol sama temen baru di depan aku. hehehe...
Nyampe Jakarta langsung deh mandi dan makan, lalu siangnya diajak ke Puncak, Bogor. Tau sendiri posisinya libur panjang jadi ya macet parah. Udahlah yang aku lakuin di mobil molor doang. Hahaha. Udah ga nahan pengen selonjoran tidur rasanya. Akhirnya setelah beberapa jam menembus kemacetan sampailah kita di puncak, tepatnya di Vila Aldo. Disini udah rame-ramean sama teman-temannya si lelakiku ini. Udah sewa vila ini katanya dan aku kumpul sama ibu-ibu istri teman-temannya lelakiku. Kita masak-masak di dapur, ga tau juga aku kudu ngapain yang penting ikut bantu-bantu aja. Udah selesai kita makan-makanlah bersama, sampai malam dan akhirnya aku molor duluan padahal yang lain masih asyik karaokean dan entah pada ngapain lagi mereka, yang jelas udah jam 8 malam aku tidur pules karena terlalu capek seharian belum istirahat.
Akhirnya masuk pagi, mandi dan ikutan masak di dapur. Selesai masak aku jalan-jalan ke sekitar villa sama adek-adek lucu anak-anaknya temen lelakiku. Setelah selesai jalan-jalan sama anak-anaka, nyiapin makan untuk orang-orang, sampai siang dan ga tau mau ngapain akhirnya aku ikutan renang di kolam renang yang ada di belakang vila. segerrrr dan dingin banget sih. wkwkwwk...
Gini sambil nyobain karema waterproff ku si Brica, mayan dapetnya gratisan dulu bisa dipake disini. Main-mainlah aku sama si lelakiku di air ini, cuma jepret-jepret dan renang-renang ga jelas. Makin sore di kolam makin rame juga, soalnya yang lain juga pada ikut berenang. Jadi rame deh di kolam, kami foto-foto bersama juga. Seru juga kalo rame gini... Dan sampai sore akhirnya Maghrib kita harus sudah ceckout dari villa. Selesai berenang mandilah kita, beres-beres dan cus pulang ke Jakarta. Sudah tentu macet deh pulangnya, akhirnya sampai juga ditempat nginep di Jakarta ini. Rehat bentar dan cari makan sama lelakiku, akrena aku ga terlalu suka dengan makanan/masakan disini. Jumat malam selesai makan di luar tidurlah aku. Dan Paginya Sabtu apa yang ku lakukan, nothing. Haduh istirahat total, ga kemana-mana puyeng dan teler deh aku. hahaha. Siangnya ditinggal lelakiku kerja, weekend tetep kerja aja dia. Sampai maghrib akhirnya dia pulang dan kita jalan-jalan. Jalan-jalan di macetnya kota Jakarta, akhirnya kencan juga di malam minggu sama dia. hahaha. LDR vroh ga pernah ketemu dan jarang banget kencan. Kami ke Kota Tua, ya cuma jalan-jalan gitu ramenya luar biasa parah dah. Setelah itu kita cari makan dan pulang...
Masuk Hari Minggu nih, dan sore ini kudu balik dah aku. Ga terasa cepet juga 4 hari disini, kalo dirasain ya tetep enak dirumah sendiri di kampung. hahaha.
walau disini dekat dengan lelaki yang disayang tetep saja rasanya enak dirumah sendiri dekat dengan keluarga di rumah dan apapun ada, ga kayak di tempat orang jauh seperti ini mau makan ga enak ga suka aja dan ga cocok. Yahhh sampailah di jam pulang, karena besoknya aku kudu kerja lagi. Naik kereta juga baliknya, cus St.Pasar Senen Jakarta ke Tulungagung, nyampe Tulungagung subuh. Haduhh lelahnya. Dan sampai rumah langsung deh tepar aku, karena jam 9 aku kduu ngantor. Capek? iya juga, tapi tetap semangat karena kerjaku juga enak dikantor. hehehe. See you next time dear ArChaKu. Sekian ini aja cerita long weekend ku di Mei 2016 ini, pengalam pertama naik kereta jauh ke Jakarta. hehehe...
Kali ini statusku bukan lagi sebagai mahasiswa tapi sebagai karyawan di perusahaan swasta, sudah tambah dewasa kudu mandiri yaaa >.< Ini sedikit foto yang terabadikan :
Rabu, 09 Maret 2016
Terimakasih
Terimakasih sudah membuatku merasa bahagia. Mungkin aku hanya baper dan lebay menanggapi semua. Tapi percayalah itu ungkapan perasaanku saja. Bahagia itu memang kita yang ciptakan sendiri. Tapi tanpa kamu aku sedih dan galau. Adanya kamu membuatku lebih bahagia dari sebelumnya. Terimakasih telah hadir dalam hidupku dan membuat aku merasa lebih semangat menjalani hari-hariku.
Maafkan aku yang selalu egois dan membuat kamu kesal, marah dan ga enak hati. Sejujurnya aku hanya ingin dimengerti saja, meluangkan waktumu untukku. Tapi aku sendiri sadar dan mengerti bahwa keinginanku tak bisa terwujud semua karena keadaan yang tak memungkinkan.
Terimakasih dan tetaplah disitu, aku takkan mengganggumu. Diam saja, kita cukup saling memperhatikan, dan pelan-pelan akan terbiasa seperti ini. Jalinan kasih kita mungkin sudah berbeda dari yang dulu, tapi mari kita bangun kembali apa yang pernah rusak.
I hate U, but I love U more...
Sabtu, 20 Februari 2016
Aku Masih Disini, Menunggumu
Aku masih berharap kamu sadar masih ada aku.
Kadang aku bertanya-tanya kenapa kita bisa berjumpa. Bukan aku menyesal, tapi agar aku tau bagaimana kelanjutan hubungan ini. Bukan juga aku tengah jenuh dengan penantian yang aku ciptakan, tapi hanya sekadar mengingatkan bahwa aku masih disini. Menunggumu. Genap setahun kita dekat dan masih sama seperti dulu rasanya. Mungkin detik ini kamu tengah sibuk mewujudkan impian yang dulu tak pernah bosan kamu ceritakan. Aku pun sadar, ocehan ini hanya kamu anggap angin lalu. Tapi, kalau boleh meminjam menitmu sejenak, biarkan aku menceritakan perasaan ini.
Aku jatuh cinta padamu setelah ku tahu semua kekuranganmu.
Jatuh cinta padamu kadang kumaknai sebuah keanehan. Kamu dengan wajah kaku dan sinismu yang menyebalkan, tak pernah kusangka akhirnya mampu membuat tawaku pecah. Aku tidak tahu kapan pastinya kamu dan aku bisa saling berbagi kisah, dekat seakan tak ada jarak. Hingga aku tahu segala kebiasaan dan kekuranganmu. Tapi tahukah kamu, justru itu yang membuat namamu masih bertahta di hati ini. Karena aku mencintaimu setelah paham segala kekuranganmu.
Kuselipkan doa agar aku dan kamu ditakdirkan bersama. Semoga kamu akhirnya untukku.
Mungkin kamu tak pernah tahu, di tengah jarak kening dan sajadah, selalu kuselipkan harap pada-Nya agar kita akhirnya ditakdirkan bersama. Tanpa bermaksud mengusik kebahagiaanmu. Aku memang mampu selalu ada untukmu dan siaga mendengar keluh kesahmu, tapi apa artinya itu jika pada akhirnya bukan aku pilihan hatimu.
Cintaku padamu tak perlu kupupuk setiap waktu. Karena kutahu rasa ini selalu berdiam di tempatnya.
Silih berganti penggantimu di hatiku hadir. Namun entah mengapa pada akhirnya namamu tak pernah bergeser dari posisinya. Kamu selalu menempati sudut spesial di hati ini. Banyak pertanyaan selalu hadir dalam pikiran ini, mengapa begitu sulit bagiku melupakan kenangan bersamamu. Meski kenangan itu mungkin hanya segenggam tanganmu, tak begitu banyak.
Seperti ada gravitasi yang membuat namamu selalu kembali ke hati. Lagi, perasaanku padamu mengikat, meski kutahu tak pernah terbalas.
Apa kabarnya kamu di sana? Masihkah kamu sama seperti dulu? Jika mereka dapat dengan mudahnya menuntaskan rindu, aku hanya bisa mengalihkannya. Menyibukkan diri adalah cara terbaik untuk tidak terlalu memikirkanmu. Aku memilih untuk mengusahakan impian yang sudah lama kurencanakan. Ku yakin kamu pun demikian, tengah bergulat dengan rencana masa depan yang dulu selalu kamu ceritakan.
Aku masih menunggu saatnya nanti aku dan kamu menjadi kita…
Menunggumu tak pernah menjemukan. Meski sudah merengkuh ratusan hari. Bukan waktu yang singkat memang. Mungkinkah itu pertanda bahwa aku memang ditakdirkan untuk mencintaimu? Jika memang begitu, izinkan aku sejengkal lagi menunggumu. Karena aku percaya, semua pasti akan ada ujungnya. Pun mengharapkanmu pasti akan ada ujungnya. Bahwa aku dan kamu suatu saat bisa menjadi kita adalah bukan impianku semata.
By hipwee
By hipwee
Selasa, 09 Februari 2016
Apa Ini
Apa ini yang namanya jatuh cinta sama orang dengan sangat tulus? Saking tulusnya, aku rela dijelekin atau disakitin sama kamu. Tanpa ada dendam, cuma ada rasa sayang. Kamu bisa datang dan pergi dari kehidupanku sesuka yang kamu mau dari dulu sampe sekarang, sedangkan aku coba buat hilangin kamu dari pikiranku dengan deketin orang lain. Sampe akhirnya suka, tapi ujung-ujungnya aku balik lagi ke kamu. Sampe akhirnya aku sadar, aku sayangnya cuma sama kamu. Gimanapun juga, sekeraspun juga, seberapa keraspun aku coba, kamu bakal tetap punya tempat spesial di hati aku.
Tapi masak iya harus kayak gini terus, disaat aku coba dekat dengan yang lainnya kamu datang lagi dengan membawa banyak harapan yang dulunya sempat kita ingin capai. Datang lagi dan seolah membuat aku menjadi prioritas kembali. Namun seperti yang sudah-sudah, lama-lama aku jadi tak penting lagi bagimu. Kamu seolah tidak menginginkan aku lagi, kamu seperti orang lain lagi. Apa ini yang namanya sayang? Apa ini yang namanya cinta? Kenapa seperti ini? Seperti permainan, dan aku hanya jadi boneka yang siap dimainkan, diambil saat butuh, dibuang saat sudah tak suka. Dan begitu terus hingga sekarang. Apa kamu nggak ngerti gimana rasanya jadi aku? Berusaha menerima apa saja yang ada di kamu dengan sangat tulus, tapi kamu hempaskan dengan sangat kasar. Dimana hatimu? Semoga kamu sadar dan tahu harus bagaimana memperlakukan wanita. Semoga hanya aku saja yang mengalami hal ini. Selamat tinggal kamu yang selalu menyakiti hati dan perasaanku.
Senin, 01 Februari 2016
Semangat Awal Bulan
1 Februari 2016. Hello... Selamat datang bulan baru, bulan yang katanya bulan cinta, bulan kasih sayang. Yappp, 1 Februari 2016 ini diawali dengan senyuman. Siapa sih yang nggak senang kalo pagi-pagi udah dapat ucapan : *Selamat pagi sayank*. Seperti itu... Rasanya bibir ini merekah dan hati ini berbunga-bunga, hahaha lebay banget yaaa. Asudahlah... Yang ngerasain aku, yang tau aku dan yang ngejalanin aku sendiri. Kalo mau flashback ke tulisan terdahulu kayaknya aku bakal menyerah dan move on saja ya dari kisah percintaanku yang ini. Duuuhhh, emang ya dasar aku ababil, masih saja terjebak dan tak mau beranjak ke lain hati. Iyaaahhh, sekarang dekat lagi sama ArChaKu, pacaran lagi dan sayang-sayangan lagi. Aneh yaaaa? Mungkin seperti itu. Tapi aku merasa bahagia seperti ini, ga lagi harus dekat pria lain dan memulai perkenalan kembali bersama dia dan keluarganya. Melanjutkan apa yang sudah ada itu sudah cukup bagiku, mencari orang yang bisa menerima kekurangan dan kelebihan kita gak gampang dilakuin. Sekarang sudah ada yang seperti itu kenapa harus pergi dan mencari yang lain? Hehehe. Aku dan dia begitu dekat, akrab, apa adanya, nggak pernah jaim atau gengsi-gengsian. Suka mencibir dan mencela diriku blak-blakan ya dia orangnya. Tapi aku ga pernah marah, aku lebih suka seperti itu, apa adanya tanpa berpura-pura. Lebaya yaaa maaf tapi ya memang beginilah aku. Terlalu asyik dan senang sendiri mengungkapkan apa yang dirasa. Dikatain lebay? Ah udah ga ngaruh pada perasaanku. Wkwkwk. Sakit hati? Itu dulu... Sekarang ga mikir hal yang ga penting kayak gitu. Mau dikatain apa aja kek, terserah yang ngatain. Xixixi. Ehhh ngelanturrrr, nulis apa an nih. Yaudah cukup ini dulu tulisan diawal Februari yang katanya bulan kasih sayang ini.
Jumat, 15 Januari 2016
Ikhlas
Untukmu yang membiarkanku berjuang sendiri, Kali ini ku ikhlaskan. Silahkan pergi.
Ingatkah kamu beberapa ratus hari yang lalu, ketika kamu sedang mengejarku. Duniamu serasa hanya ada aku, mungkin itulah yang aku rasakan saat itu. Dari aku membuka mata hingga menutup mata, kamu selalu menyapaku. Menceritakan banyak hal, yang belum aku ketahui tentangmu. Dulu, aku baru saja patah hati. Membuka hati untukmu, memerlukan proses yang lama. Namun, kamu meyakinkanku bahwa dunia akan bahagia jika aku bersamamu. Akhirnya setelah beberapa bulan kita saling dekat, akhirnya kita berpacaran. Kamu tak banyak menceritakan banyak hal, selalu aku yang bercerita ya walaupun hanya melalui sambungan telpon yang setiap harinya kita lakukan. Kamu memang bukan tipe lelaki romantis, kamu selalu terkesan kaku, namun itu memang kamu, tak kaget pula aku dengan tingkahmu.
Kita menjalani hubungan LDR (Long distance relationship) sedari awal. Kamu jarang sekali menemuiku, namun saat pulang kita setiap hari selalu bertemu, lalu kamu pergi untuk kembali ke pekerjaanmu. Selama ini, aku selalu bersabar dengan begitu sibuknya pekerjaanmu. Kegiatan teleponan diantara kita memang sering, dan kita selalu ngobrol lewat bbm. Dari bangun tidur, sampai mau tidur. Aku selalu menceritakan banyak hal tentang apa yang aku lalui setiap hari dan kamu selalu menjadi pendengar yang baik, yang tidak banyak bicara. Tapi terkadang kamu juga bercerita tentang masalahmu, pekerjaanmu, keluargamu dan banyak fikiran yang membuat pusing dan lelah. Sebagai pacar, aku selalu menyemangatimu. Aku tak akan tidur sebelum kamu mengabariku kalo kamu sudah sampai di kos. Kadang sampai larut malam, meski kita tak bersama aku hanya ingin seolah ada aku yang selalu disampingmu.
Bulan demi bulan kita lalui. Kita bukan manusia sempurna, mulailah banyak hal yang membuat kita tak cocok satu sama lain. Kebiasaanmu yang sudah mulai tak mengabariku lagi, membuat aku semakin kesal setiap harinya. Satu, dua, tiga, empat, lima kali aku mencoba biasa saja. Sampai akhirnya perdebatan ini hampir menaungi kita setiap malam. Bahkan, terkadang sampai beberapa jam aku mencarimu kamu tak kunjung menghubungiku. Aku masih sabar kala itu, mungkin karena rasa cintaku padamu. Banyak orang bilang “cinta itu tak kenal logika”. Kuakui, waktu itu aku benar-benar mengalaminya. Rasanya sakit, ketika kamu tak lagi memprioritaskan aku. Sosial mediamu selalu online, kamu bisa membalas chat teman-temanmu. Tapi, untukku satu katapun tak kamu balas. Sampai pada akhirnya, hari itu aku merasa lelah. Perdebatan kita berujung dengan kata-kata darimu “kita sendiri-sendiri saja”. Sakit rasanya, selama ini aku memperjuangkanmu. Kamu tak menghargaikupun aku masih menerima. Aku selalu berusaha untuk mengalah, berharap kelak kamu berubah. Tapi, yang kudapat adalah sebuah kata perpisahan, yang membuat tangisan semalaman.
Hari itu aku belum bisa menerima, namun semua orang terdekatku mengatakan bahwa aku lebih baik berpisah dengannya, karena dia tak pantas mendapatkan perempuan baik seperti aku. Mereka meyakinkan aku, kelak aku berhak dapat yang lebih baik darinya. “Buat apa kamu sedih sendirian? Kok kamu mau sama dia, kayak ga ada yang lain saja”, begitu kata beberapa temanku. Kalimat itu seakan menamparku untuk kembali sadar akan kehidupan yang sebenarnya. Ketika itu, pola pikirku berubah, aku sadar selama ini aku hanya berjuang sendirian, aku sadar selama ini aku hanya berharap terlalu berlebihan kepada hubungan yang tidak sehat ini. Namun sebagai manusia biasa aku masih sulit untuk menerima keadaan ini. Hingga pada saatnya beberapa bulan setelah kita berpisah, akhirnya kita berhubungan lagi dan kembali dekat seperti ketika masih berpacaran. Entah angin apa yang membawamu masuk kembali dalam kehidupanku. Kita menjadi lebih dekat lagi dan tak jarang aku sering main ke rumahmu hanya untuk sekedar berbincang dan makan keluar dengan mamamu. Semakin lama kita semakin seperti berpacaran lagi. Tapi entahlah apa yang dirasakan aku masih bingung. Dari mulai display picture bbm kita yang sering kita pasang foto bersama, dari obrolan bbm dan telpon semua seakan kita tak pernah mengalami perpisahan. Beberapa hari yang lalu kamu juga masih memakai display picture poto kebersamaan kita, kemarin siang juga kita masih mengobrol ditelpon seperti biasanya. Kita saling bermesraan kembali, hingga banyak orang mengira bahwa kita tak pernah putus. Hal bodoh dalam diriku adalah, kenapa sampai sekarang aku masih selalu bisa menunggumu, menunggu kamu mengabariku, menunggu kamu membalas bbmku, bbm ku yang hanya D tanpa R padahal aku tahu kamu sedang online. Memang semua itu disengaja. Hingga akhirnya semalam aku berfikir dan aku tulis ini dalam note handphoneku sehingga sekarang sempat aku posting di blog yang biasanya aku ungkapin perasaanku.
Aku berfikir semakin lama aku tak bisa seperti ini juga, berada dalam ketidakjelasan yang membuatku semakin sulit dan takut menerima kenyataan jika nanti bukan hubungan serius yang kita jalani. Dan hubungan ini tak ada tujuan yang jelas, bergantungan gak tentu. Memang kita sudah dewasa, sudah harus menata hidup ke depannya nanti. Namun sampai sekarang kedekatan kita hanya abu-abu. Kamu hanya datang saat kamu sedang butuh, kamu selalu tak bisa menghargai perasaanku dan apa yang aku lakukan selama ini. Walaupun aku hanya diam saja, sebenarnya aku merasa sakit. Aku hanya ingin disayangi sepenuh hati, dihargai dan tidak dicari ketika butuh saja. Mengerti dan memahami gimana aku ini sebenarnya tidak sulit. Bukan aku tidak ikhlas melakukan apa saja yang kamu minta, namun setidaknya kamu bisa mengerti bahwa aku hanya perempuan biasa yang memiliki perasaan. Aku sadar juga usia ku semakin tua, jika aku hanya menunggumu tanpa kepastian kapan aku bisa mendapatkan kebahagiaan yang aku harapkan. Maaf jika aku salah dalam berkata, tapi inilah yang aku rasakan. Kamu hanya ingin diperjuangkan saja dan dimengerti. Tanpa mau memperjuangkan dan mengerti aku. Kenapa aku harus bersulit-sulit dan bersusah-susah denganmu, sedangkan sebenarnya masih banyak yang menungguku. Namun ya seperti yang aku tulis, kadang cinta bisa mengalahkan logika.
Jika bukan kamu yang mengajakku, aku tak akan berjalan sejauh ini dan mungkin jika dulu aku tak mau denganmu, aku tak akan merasa seperti ini sekarang. Kamu yang memintaku untuk hidup bersamamu, namun kamu juga yang memintaku untuk pergi dari hidupmu (dulu).
Kali ini aku sadar, aku masih punya banyak impian yang bisa kukejar. Daripada aku hanya bertahan atau berjuang dengan lelaki yang tak memperjuangkanku, aku lebih baik pergi. Kali ini, aku ikhlas. Silahkan kamu pergi sejauh yang kamu mau, kamu berhak mendapatkan wanita yang jauh bisa menerimamu daripada aku. Ku ucapkan terimakasih karena sudah menemani ratusan hariku, kamu tetap memiliki tempat di hatiku. Berjuanglah bersama-sama dengan yang bisa berjuang denganmu.
Mungkin memang bukan kamu yang salah, hanya saja mungkin aku yang terlalu berharap banyak. Selamat tinggal, kamu yang dulu selalu ku perjuangkan. Kali ini aku mengikhlaskanmu untuk pergi.
Dari
Wanita yang dulu selalu memperjuangkanmu.
By hipwee dan pengalaman pribadi :)
By hipwee dan pengalaman pribadi :)
Langganan:
Postingan (Atom)