Aku masih berharap kamu sadar masih ada aku.
Kadang aku bertanya-tanya kenapa kita bisa berjumpa. Bukan aku menyesal, tapi agar aku tau bagaimana kelanjutan hubungan ini. Bukan juga aku tengah jenuh dengan penantian yang aku ciptakan, tapi hanya sekadar mengingatkan bahwa aku masih disini. Menunggumu. Genap setahun kita dekat dan masih sama seperti dulu rasanya. Mungkin detik ini kamu tengah sibuk mewujudkan impian yang dulu tak pernah bosan kamu ceritakan. Aku pun sadar, ocehan ini hanya kamu anggap angin lalu. Tapi, kalau boleh meminjam menitmu sejenak, biarkan aku menceritakan perasaan ini.
Aku jatuh cinta padamu setelah ku tahu semua kekuranganmu.
Jatuh cinta padamu kadang kumaknai sebuah keanehan. Kamu dengan wajah kaku dan sinismu yang menyebalkan, tak pernah kusangka akhirnya mampu membuat tawaku pecah. Aku tidak tahu kapan pastinya kamu dan aku bisa saling berbagi kisah, dekat seakan tak ada jarak. Hingga aku tahu segala kebiasaan dan kekuranganmu. Tapi tahukah kamu, justru itu yang membuat namamu masih bertahta di hati ini. Karena aku mencintaimu setelah paham segala kekuranganmu.
Kuselipkan doa agar aku dan kamu ditakdirkan bersama. Semoga kamu akhirnya untukku.
Mungkin kamu tak pernah tahu, di tengah jarak kening dan sajadah, selalu kuselipkan harap pada-Nya agar kita akhirnya ditakdirkan bersama. Tanpa bermaksud mengusik kebahagiaanmu. Aku memang mampu selalu ada untukmu dan siaga mendengar keluh kesahmu, tapi apa artinya itu jika pada akhirnya bukan aku pilihan hatimu.
Cintaku padamu tak perlu kupupuk setiap waktu. Karena kutahu rasa ini selalu berdiam di tempatnya.
Silih berganti penggantimu di hatiku hadir. Namun entah mengapa pada akhirnya namamu tak pernah bergeser dari posisinya. Kamu selalu menempati sudut spesial di hati ini. Banyak pertanyaan selalu hadir dalam pikiran ini, mengapa begitu sulit bagiku melupakan kenangan bersamamu. Meski kenangan itu mungkin hanya segenggam tanganmu, tak begitu banyak.
Seperti ada gravitasi yang membuat namamu selalu kembali ke hati. Lagi, perasaanku padamu mengikat, meski kutahu tak pernah terbalas.
Apa kabarnya kamu di sana? Masihkah kamu sama seperti dulu? Jika mereka dapat dengan mudahnya menuntaskan rindu, aku hanya bisa mengalihkannya. Menyibukkan diri adalah cara terbaik untuk tidak terlalu memikirkanmu. Aku memilih untuk mengusahakan impian yang sudah lama kurencanakan. Ku yakin kamu pun demikian, tengah bergulat dengan rencana masa depan yang dulu selalu kamu ceritakan.
Aku masih menunggu saatnya nanti aku dan kamu menjadi kita…
Menunggumu tak pernah menjemukan. Meski sudah merengkuh ratusan hari. Bukan waktu yang singkat memang. Mungkinkah itu pertanda bahwa aku memang ditakdirkan untuk mencintaimu? Jika memang begitu, izinkan aku sejengkal lagi menunggumu. Karena aku percaya, semua pasti akan ada ujungnya. Pun mengharapkanmu pasti akan ada ujungnya. Bahwa aku dan kamu suatu saat bisa menjadi kita adalah bukan impianku semata.
By hipwee
By hipwee