Hallo guys, terimakasih ya udah mampir ke blog aku ^_^

Minggu, 30 Agustus 2015

Just wanna say thankyou


Minggu, 30 Agustus 2015.
Pagi ini kutulis sebuah note dalam HP ku. Lebih tepatnya bertema hari kemarin. Iya kemarin Sabtu, 29 Agustus 2015 aku resmi lulus kuliah dan wisuda S1 dan mendapat gelar S.Pd (Sarjana Pendidikan). Rasanya seperti kemarin baru Ospek, eh ini sudah wisuda aja. Mungkin ini hal biasa, tapi bagiku ini sungguh membahagiakan. Tidak hanya diriku tapi juga keluargaku tentunya bahagia bisa mendampingi anaknya wisuda. Namun sayangnya pas wisuda aku masih saja belum memiliki pasangan. Hahaha... iya pasangan, kadang merasa envy melihat saudara kembar sama pacarnya. Duhhh duhhh... tapi tak apalah, belum nemuin jodoh yang tepat mungkin aku sekarang.
Tetapi aku sangat berterimakasih untuk orang-orang yang sudah menemani dan memberi semangat padaku dalam menyelesaikan perkuliahan selama kurang lebih 4 tahun ini. Kalau orang tua dan keluarga sudah pasti sangat membantu. Tapi ini ungkapan untuk orang yang pernah dekat denganku. Kuliahku dimulai saat aku pacaran sama Yeris Andi, orang yang sangat setia dan sabar menemani dan membantuku mencari dan mempersiapkan segala hal keperluan OSPEK kala itu. Sangat ribet dan repot mempersiapkan Ospek hingga waktunya harus tersita untukku. Tak lupa ku ucapkan terimakasih banyak atas segala hal yang sudah kamu lakukan. Dan saat aku masuk semester akhir menyelesaikan skripsi, aku berpacaran dengan Ardy Chandra. Kala itu tepat dimana skripsi mulai kukerjakan. Rasanya pas banget ya, dia kasih semangat untuk cepat menyelesaikan skripsiku agar bisa cepat lulus, kami bisa bersama dan cepat menikah. Haha benar-benar konyol sekali, tapi aku tak memungkiri bahwa dengan adanya kamu aku jadi lebih semangat menyelesaikan tugas akhirku. Iya, tak lupa ku ucapkan terimakasih banyak atas segala hal yang kamu buat dan lakukan untukku. Meskipun pada akhirnya kita berpisah saat 1 minggu sebelum aku sidang skripsi. Harusnya kalau kita masih bersama, aku dan kamu bisa foto bersama dan kamu bisa menghadiri acara wisudaku. Namun sayangnya kita sudah terpisah. Padahal dulu kita sudah merencanakan untuk wisudaku, kamu akan pulang dan menemaniku. Namun tak apalah kalau ini takdirnya. Just wanna say thankyou, this all done because of you.

Kamis, 27 Agustus 2015

Selamat Ulang Tahun

Hari ini kamu ulang tahun.

Selamat ulangtahun ya mas. Semoga panjang umur dan sehat selalu. Cita-cita dan keinginannya dapat tercapai dan terwujud. Bisa jadi kebanggaan orangtua dan selalu berbakti. Semakin lebih baik lagi dan lagi. Jaga ibadahnya. Jangan lupa bahagia dan selalu bersyukur. Wish U all the best n GBU.

Yaaaa hanya itu yang bisa aku ungkapkan untukmu. Sekedar pesan singkat berupa kata-kata dan doa. Ma'af aku tak bisa memberikan apa-apa. Ma'af aku tak bisa menemui dan mengucapkannya secara langsung padamu. Tak seperti kamu waktu itu, pulang jauh-jauh dari Jakarta ke Tulungagung demi untuk menemuiku di ulang tahunku April kemarin. Ma'af yaaaa mas.

Tapi percayalah, dalam setiap doaku kusebut namamu. Kudoakan yang terbaik untukmu. Kutuliskan puisi ini untukmu di hari spesialmu.

Hari demi hari telah terlewati.
Bulan hingga tahun silih berganti.
Aku tahu semua takkan abadi.
Yang ada di dunia semua akan mati.
24 tahun lalu kau hadir menginjak bumi.
Sungguh kau sangat berarti.
Tangis tawamu mengisi hari-hari.
Waktu berubah semua berubah.
Tak terasa kini kau beranjak dewasa.
Menjadi seorang pria bijaksana.
Menjadi kebanggaan keluarga.
Aku tahu hidup tak selalu bahagia.
Tetap syukuri apa yang ada.
Jangan pernah berputus asa.
Dalam membahagiakan orang tua.
Aku tahu jalanmu masih panjang.
Impianmu sangat besar.
Jangan pernah menyerah.
Kupanjatkan doa-doa terbaik untukmu.
Walaupun aku tak disampingmu, bukan berarti aku melupakanmu.
Salam rindu dariku.

Kamis, 20 Agustus 2015

Masih Kamu

Aku sayang kamu.
Kamu, iya kamu. Dan masih kamu.
Kamu yang meninggalkanku tanpa kamu tau sakitnya aku.
Kamu yang kucinta dengan sepenuh hatiku.
Tak terkira rasa ini sulit hilang dariku.
Tak terkira kamu mampu menguasai hati dan pikiranku.
Aku termangu menunggu dirimu.
Dirimu yang bahkan kutau tak mungkin bisa kembali kepelukanku.
Mampukah aku menahan gejolak rasa ini.
Rasa yang selalu hadir disetiap hari.
Kubuka mataku selebar-lebarnya.
Melihat begitu banyak pria pilihan diluar sana.
Namun apa? Aku belum bisa menerima mereka masuk dalam hati dan pikiranku.
Aku belum bisa menggantikanmu dalam benak dan pikiranku.
Karena yang kutuju hanya namamu dalam setiap sujud panjangku.
Semoga doa dapat menjadikanmu sadar bahwa hanyalah aku yang mampu membahagiakanmu.
Dengan segenap jiwa dan rasaku, kupanjatkan doa-doa terbaik untukmu.
Meskipun kutau, kamu tak pernah menganggapku.
Itu tak masalah bagiku, yang kutau inilah rasaku untukmu.

Rabu, 19 Agustus 2015

Menyapamu Dalam Doaku

Aku suka menulis. Menulis adalah caraku bercerita tanpa suara. Mencurahkan segala hal yang aku rasa dalam untaian kata dan kalimat. Kutuliskan ungkapan padanya, padanya yang sampai saat ini belum kuketahui siapa dia. Mungkin hanya biasa saja tapi inilah caraku mencintaimu tanpa mengusikmu wahai calon imam yang selalu kurindukan. Hanya Allah SWT semata yang tahu. Hallo kekasihku yang sedang dirahasiakan olehNya, izinkan aku menyapamu dalam setiap doaku. Menyapamu dalam untaian doa panjangku selepas kulakukan kewajiban dariNya. Ya Allah, sampaikan rasa cinta ini kepada dia yang selalu kurindukan kehadirannya dalam hidupku. Bukan fisik yang tampan tapi dia yang selalu menjaga ibadahnya untukMu. Bukan yang bertahta seperti raja, hanya ingin yang bertanggungjawab dan setia. Bukan dia yang berbuat maksiat tapi dia yang taat pada jalanMu. Ya Allah, damaikan hati ini dari kekecewaan masa lalu yang terkadang teringat dibenakku. Ya Allah, aku hanya meminta pilihkan imam terbaikMu untukku. Aku lelah jika harus ku terjatuh lagi. Aku lelah ketika kusalah menambatkan hati ini pada orang yang salah, pada orang yang tiba-tiba hadir dan tiba-tiba pergi begitu saja. Hadirkan imam yang dapat menjaga dan menuntunku pada jalan terbaikMu. Pertemukan aku dengan dia yang benar-benar pilihanMu untukku, agar ku temukan cinta sejati itu.

Sabtu, 15 Agustus 2015

Biarlah Allah Yang Akan Menjawab Semuanya

Aku dan kamu pernah dalam 1 ikatan cinta yang kurang lebih kita jalin selama 3 tahun. Iya, 3 tahun bukanlah waktu yang singkat untukku dan juga untukmu. Kita jalin tali kasih kita sejak jaman SMA hingga aku berada di semester 6 dan kamu bekerja di perusahaan swasta. Aku dan kamu LDR 2 tahun lebih, dan kita sudah terbiasa dengan cinta berjarak. Aku rasa kamu dulu begitu mencintaiku, namun ternyata keyakinan itu pupus saat aku dan kamu dalam keadaan yang tidak baik. Kita putus, dan memutuskan untuk tidak lagi berhubungan.
Haiii lelaki yang dulu pernah sangat aku cintai, kamu tau? Saat itu aku hancur, hubungan serius yang sudah dibangun dengan ketulusan dan keikhlasan bertahun-tahun akhirnya sirna begitu saja. Ada satu hal yang membuatku lebih hancur saat itu, dengan mudahnya kamu dapat penggantiku. Atau bahkan hubungan kita berakhir karena wanita itu.
Iyaaaa, sejak saat itu aku menjadi trauma dan sangat pemilih dalam mengawali suatu hubungan yang namanya pacaran. Sejak saat itu aku berusaha untuk bahagia sendiri dan yakin jikalau jodoh tak akan kemana.
Hingga akhirnya aku dekat dengan beberapa cowok, dan menjomblo selama 1 tahun lebih. Tiba saatnya datang sosok lelaki yang dulu mengajakku kenalan di dunia maya dan akhirnya aku merasakan kenyamanan bersama dia hingga pada akhirnya aku dan dia pacaran, namun tak lama kami putus.

Saat aku sendiri, aku dan kamu akhirnya berteman kembali, kita saling chating dan mungkin ini waktu kamu dan cewekmu sedang ada masalah. Kamu tanyakan perasaanku dan aku jujur sudah hilang rasa dan tergantikan. Bahkan diriku yang sekarang sangat berbeda dengan yang dulu. Hingga 2 bulan kemudian kamu menanyakan kembali padaku, apakah masih ada kesempatan untuk kembali padaku. Aku pikir kenapa kamu bisa menanyakan hal ini. Kamu menyesal? Kamu ingin kembali padaku? Kamu lelah? Hahaha.
Rasanya bagaikan tak percaya, cowok yang dulu mengabaikan dan membuangku seperti sampah pada akhirnya meminta dan menanyakan adakah kesempatan untuk bisa menjalin tali kasih kembali. Kurasa kamu belum bisa bersikap dewasa, masih kayak anak SMA pikirannya. Yang menganggap suatu hubungan itu seperti main-main. Selama kita berpisah hingga akhirnya kita berkirim pesan kembali, tak kurasakan ada perubahan pada dirimu. Kamu tetap seperti dulu, belum bisa bersikap dewasa. Jujur aku sudah tak berharap bisa balikan sama kamu, namun apa dayaku jika memang nanti kita berjodoh aku tak bisa menolak kenyataan itu.
Makanya, saat kamu tanyakan apakah ada kesempatan padamu kembali denganku, aku tak bisa jawab.
Aku hanya bisa katakan hal sederhana ini :
Jika kamu berharap kita berjodoh, selipkan namaku dalam setiap untaian doa panjangmu sesudah sujudmu untukNYA. Aku tak perlu menjawab pertanyaanmu itu. Biarlah Allah dan waktu yang akan menentukan nantinya. Tetap istiqomah, jaga diri dan selalu perbaiki diri hingga waktunya tiba nanti. InsyaAllah kalo kita berjodoh, aku akan kembali dalam pelukmu dalam keadaan yang lebih baik dan hallal. Simpan dulu rasa cinta dan sayangmu itu untukku, jika saatnya tiba nanti entah rasa itu semakin besar atau malah memudar, biarlah Allah yang akan tentukan segalanya.
Hanya itu yang bisa aku katakan dan ungkapkan saat ini, aku tak tahu harus menjawab seperti apa. Kuharap kamu mengerti dengan jawabanku dan semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ma'af jikalau jawabanku membuat hatimu tak enak, aku belum bisa menerima hati yang lain sesaat kurasakan patah hati yang sedang kusembuhkan secara perlahan. Pokoknya saat ini mari kita perbaiki diri sebaik-baiknya manusia. Berserah diri pada Sang Pencipta, yakin semua akan indah pada waktunya.